Paris kembali tegang ketika Ibu Kota Perancis itu menjadi korban serangan kelompok fanatik.
Warga negara Perancis kelahiran Chechnya yang menyerang dengan pisau, menewaskan satu orang dan melukai empat orang, ada di dalam daftar pengawasan teror. Namun kemampuannya melancarkan serangan Sabtu (12/5), menggarisbawahi besarnya tantangan yang dihadapi Perancis dari militan ISIS, kata para pejabat Perancis.
Lebih dari 2.600 militan yang dicurigai ada dalam daftar pengawasan, tetapi tidak semuanya bisa dipantau.
"Sementara badan keamanan sangat baik dalam mengenali jihadis yang berpotensi, kurangnya sumber daya manusia berarti mereka hanya dapat memantau sebagian kecil tersangka," kata analis anti-teror, Olivier Guitta, yang mengelola GlobalStrat, sebuah bisnis konsultan keamanan yang berkantor di London.
“Serangan ISIS di kawasan Opera Paris adalah serangan teroris ke-12 yang sukses sejak 2013. Ini merupakan serangan kedua yang sukses tahun ini. Perancis tetap menjadi target utama para jihadis di Eropa,” kata Olivier menambahkan.
Serangan teror serius terakhir di Perancis terjadi Maret, ketika seorang yang mengaku militan, membunuh seorang polisi Perancis yang menukar dirinya dengan seorang sandera perempuan selama pengepungan di Perancis barat daya.
Serangkaian serangan sejak 2013 telah menewaskan 245 orang. Serangan pada Sabtu mirip dengan metode serangan pisau yang dilakukan tahun lalu di Marseille, kata Loic Travers, seorang pejabat kepolisian. [ps/jm]