Han Kuo-yu, mantan wali kota dan calon presiden dari partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT), terpilih sebagai ketua parlemen baru di pulau itu pada hari Kamis (2/1).
Lanskap politik Taiwan selama beberapa dekade didominasi oleh dua partai, Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa dan KMT.
Lai Ching-te dari DPP memenangkan pemilu bulan lalu untuk menjadi presiden, namun baik DPP maupun KMT tidak mendapatkan kursi yang cukup untuk menjadi mayoritas di badan legislatif yang memiliki 113 kursi.
Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) berada di urutan terakhir dalam pemilihan presiden, namun partainya memenangkan delapan kursi dan menjadi penentu di parlemen baru.
Legislator memilih Han sebagai ketua pada hari Kamis dengan 54 suara dalam pemilihan putaran kedua, sementara pesaingnya dari DPP You Si-kun memenangkan 51 suara. Anggota parlemen KMT bersorak dan mengacungkan jempol ketika Han menerima sertifikat pemilihannya sebagai ketua.
Berbicara kepada wartawan di luar ruang utama setelah pemungutan suara, Han mendesak semua pihak untuk bekerja sama dalam “peraturan ekonomi dan pangan yang penting.”
“Saya yakin sebagian besar rakyat Taiwan menantikan badan legislatif yang bekerja keras, kooperatif, dan bersatu, serta berdedikasi pada kesejahteraan rakyat bukannya berebut kekuasaan,” sebutnya.
Selama pemungutan suara putaran pertama, tidak satupun dari ketiga kandidat tersebut meraih suara mayoritas dan delapan anggota TPP abstain setelah anggota parlemen TPP, Huang Shan-shan, gagal lolos ke putaran kedua.
Pemungutan suara tersebut menandai kembalinya Han ke panggung politik. Ia tergeser sebagai wali kota Kaohsiung, Taiwan Selatan, pada tahun 2020, beberapa bulan setelah upayanya yang gagal untuk menantang Presiden Tsai Ing-wen.
Han menjanjikan hubungan yang lebih erat dengan China selama kampanye pemilihan presiden melawan Tsai. Sementara Tsai berjanji untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan dari ancaman Beijing.
China mengklaim pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya yang akan direbut suatu hari nanti dan meningkatkan tekanan sejak Tsai berkuasa.
Lai akan menggantikan Tsai ketika masa jabatan kedua dan terakhirnya selesai pada 20 Mei.
Han meraih kemenangan dalam pemilihan wali kota Kaohsiung tahun 2018, namun kegagalannya dalam pencalonan presiden membuat dukungan lokal terhadapnya berkurang.
Pada tahun 2020, Han menjadi wali kota pertama yang tersingkir dari jabatannya, karena penduduk kotanya merasa diabaikan, dan janji-janji populisnya untuk membuat warga menjadi "sangat kaya" tidak terpenuhi. [ab/uh]
Forum