Partai yang berkuasa di Pakistan, PML-N, memimpin dalam pemilu legislatif yang berlangsung hari Kamis (21/7) di bawah pengamanan ketat di Kashmir, Pakistan.
Hasil resmi pemilu legislatif di Kashmir diperkirakan akan diketahui Jumat pagi.
Kashmir adalah wilayah yang disengketakan antara India dan Pakistan. Kedua negara itu masing-masing mengelola sebagian wilayah, tapi mengklaim seluruh wilayah sebagai wilayah mereka yang sah, sementara sebagian rakyat Kashmir menuntut kemerdekaan dari keduanya.
Sebanyak 423 calon dari 26 partai memperebutkan 41 kursi. Pemenang nantinya akan memilih anggota yang tersisa untuk duduk dalam dewan, yang seluruhnya terdiri dari 49 kursi.
Tiga partai politik besar Pakistan, partai Perdana Menteri, Nawaz Sharif ini, PML-N, partai PPP pimpinan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh , dan partai PTI pimpinan pemain kriket yang menjadi politisi, Imran Khan melaksanakan kampanye pemilu yang agresif.
Sebuah partai nasionalis, Front Pembebasan Jammu dan Kashmir (JKLF), yang menuntut kemerdekaan dari India dan Pakistan, memboikot pemilu karena undang-undang yang mengharuskan kandidat untuk menandatangani dokumen yang menyatakan dukungan untuk penggabungan Kashmir dengan Pakistan.
Beberapa partai nasionalis lainnya memutuskan untuk menandatangani dokumen untuk pertama kalinya supaya bisa ikut dalam pemilu tetapi terus menuntut Kashmir independen dalam kampanye mereka.
Toqeer Gilani, Presiden JKLF mengatakan, partai politik Pakistan tidak boleh berkampanye di Kashmir menurut resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Kashmir. [ps/iI]
