“Kami adalah yatim piatu dalam dunia politik,” ujar Heidi Zeman. Heidi, 54, yang lahir di California dan tinggal di Reno, Nevada, adalah salah satu dari 15 kandidat yang bersaing dalam nominasi untuk menjadi presiden dari Partai Libertarian. Baginya, Partai Demokrat dan Republikan tidak mewakili orang-orang sepertinya, sehingga ia memilih untuk mendukung “partai ketiga.”
Sekalipun Konstitusi AS menjanjikan kebebasan berkumpul dan berpendapat, sistem pilpres saat ini menghalangi kemungkinan kemenangan partai ketiga. Pada pilpres 2012, kandidat Partai Libertarian Gary Johnson mendapat kurang dari 1 persen suara populer. “Partai ketiga” lain, Partai Hijau, hanya memperoleh 0.36%.
Sekalipun hanya sebagian kecil warga AS yang memilih Libertarian pada pemilu, 1 dari lima warga AS mengasosiasikan diri mereka sebagai libertarian, menurut data Reuter tahun 2015.
Dalam spektrum politik, Libertarian cenderung progresif dalam kebijakan sosial namun koservatif dalam kebijakan ekonomi. Karakter yang paling menonjol adalah kecurigaan terhadap pemerintah, sekalipun yang dipilih melalui proses demokrasi.
Dalam Konvensi Nasional Partai Libertarian di Orlando, Florida, Gubernur Johnson, dalam pidato pencalonan Libertarian, mengutip Thomas Jefferson:
"Jika pemerintah takut pada warganya, kebebasan tumbuh subur. Ketika warga takut pemerintah, maka tirani berkuasa. Pemerintah akan menakut-nakuti warganya. Jika saya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, pajak adalah perampokan. Jauhkan pemerintah dari dompet saya, jauhkan pemerintah dari kamar tidur saya."
Libertarian memuja "tangan tak terlihat" dari pasar bebas. Mereka ingin mengusir pemerintah dari perekonomian serta menghapus beberapa lembaga pemerintah utama, termasuk sistem perbankan sentral AS, Federal Reserve dan sistem sekolah umum. Mereka kerap mengikuti ajaran Ludwig von Mises, Fredrick Hayek, dan Milton Friedman.
Dalam hal kebijakan sosial, Libertarian ingin mengurangi intervensi pemerintah. Mereka mengkritik Partai Republik konservatif yang ikut campur dalam kebebasan pribadi.
Untuk kebijakan luar negeri, Libertarian menentang hampir setiap intervensi militer Amerika di luar negeri. Mereka meminta untuk mengurangi bantuan luar negeri AS.
Dengan ketidakpopuleran kandidat Partai Republik Donald Trump dan kandidat Demokrat Hillary Clinton, Partai Libertarian melihat peluang dalam pemilihan presiden 2016.
Beberapa jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa suara untuk Gary Johnson melonjak menjadi 10%. Menurut aturan Komisi Debat Presiden, yang merupakan penyelenggara semua debat presiden, calon akan dimasukkan dalam perdebatan jika ia mendapatkan 15% atau lebih dukungan dalam jajak pendapat nasional.
Dari mana para pemilih Libertarian baru berasal?
Austin Petersen, 35, mengklaim diri "anak petani" dari Missouri yang bersaing untuk jadi presiden dari Partai Libertarian, dengan percaya diri mengatakan:
"Saya pikir saya akan mengambil (suara) yang sama dari Republik dan Demokrat... Akan ada banyak Demokrat libertarian sipil yang akan bergabung dengan prinsip Partai Libertarian. Dan ada banyak Republikan yang benar-benar menginginkan calon yang akan memperjuangkan hak-hak anti-aborsi, yang akan memperjuangkan kebebasan ekonomi, yang berbicara tentang konstitusi, yang benar-benar membacanya."
Petersen sangat populer di kalangan muda Libertarian.
Pemenang pemilihan presiden biasanya unggul dengan selisih angora yang tidak terlalu jauh. Pada tahun 1992, calon independen Ross Perot menerima 19% dari suara suara populer, sebagian besar diyakini dari pemilih Partai Republik yang membelot. Saat itu, capres Demokrat Bill Clinton memenangkan Gedung Putih dengan hanya 43%.
Pada tahun 2000, kandidat Partai Hijau Ralph Nader memperoleh 97.421 suara di Florida, hampir semua dari Demokrat. Namun, dalam pemilu yang ketat, angka tersebut sudah cukup untuk membawa Republik George Bush ke Gedung Putih.
Akankah calon Libertarian menjadi kuda hitam tahun ini? Bisa jadi. Bahkan capres Libertarian mungkin menang, jika mayoritas pemilih menginginkannya.