Partai Liberal yang berkuasa di Kanada kehilangan kursi parlemen yang telah lama dikuasai di Montreal pada Selasa (17/9). Hal itu menandai meningkatnya masalah bagi Perdana Menteri Justin Trudeau.
Kekalahan tersebut menandai kekalahan besar kedua bagi Trudeau, yang telah memegang jabatan terpilih tertinggi di Kanada sejak 2015, setelah seorang kandidat partai Konservatif memenangkan pemilihan sela pada Juni di wilayah Toronto.
Pemilu yang digelar pada Senin (16/9) di distrik LaSalle-Emard-Verdun di Montreal dimenangkan oleh kandidat Bloc Quebecois Louis-Philippe Sauve, yang meraup 28 persen suara dibandingkan dengan 27,2 persen suara yang diberikan untuk kandidat Partai Liberal Laura Palestini, menurut kantor pemilu Elections Canada.
“Tentu saja, akan lebih baik jika dapat menang dan mempertahankan Verdun, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan kami akan tetap fokus untuk melakukannya,” kata Trudeau kepada wartawan pada Selasa dalam menanggapi hasil pemilu.
Pemilihan tersebut terkenal karena melibatkan 91 kandidat dalam surat suara, meskipun sebagian besar tidak menjalankan kampanye serius; sebaliknya, mereka mendaftar untuk pemilihan sebagai bentuk protes terhadap Longest Ballot Committee (Komite Surat Suara Terpanjang), sebuah kelompok aktivis yang memperjuangkan reformasi elektoral di Kanada.
Trudeau dan Partai Liberal menghadapi popularitas terendah sepanjang masa setelah sembilan tahun berkuasa, dengan pemimpin partai Konservatif Pierre Poilievre mengungguli Trudeau dalam jajak pendapat.
Menurut jajak pendapat Leger yang dilakukan minggu lalu, Partai Konservatif mengungguli Partai Liberal di antara warga yang berniat memilih dengan 45 persen berbanding 25 persen. [lt/uh]
Forum