Harga-harga saham di Amerika Serikat naik, Rabu (11/12) setelah data terbaru mengenai inflasi tampaknya membuka jalan bagi lebih banyak bantuan bagi perekonomian dari Federal Reserve.
Indeks saham S&P 500 naik 0.6 persen pada awal pasar dibuka dan berada di jalur yang mencegah penurunan dua hari pertamanya berturut-turut dalam hampir sebulan. Dow Jones Industrial Average naik 70 poin, atau 0,2 persen, pada 09:35 waktu Amerika Serikat bagian Timur, dan saham Nasdaq naik 0,9 persen.
Imbal hasil tahunan efektif yang diterima investor dari obligasi pemerintah Amerika Serikat juga turun, di tengah harapan bahwa laporan inflasi hari Rabu (11/12) akan memungkinkan The Fed kembali menurunkan suku bunga pada pertemuannya pekan depan.
Para pedagang bertaruh kemungkinan itu akan terjadi 96 persen, menurut data dari CME Group, naik dari 89 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Jika perkiraan mereka benar, maka akan menjadi pemotongan suku bunga ketiga berturut-turut yang dilakukan Bank Sentral, setelah menurunkan suku bunga pada September dari tingkat tertinggi dalam 20 tahun. The Fed berharap dapat membantu pasar kerja yang melambat setelah inflasi hampir mencapai target dua persen.
Sementara itu, inflasi konsumen Amerika Serikat meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada November, didorong oleh harga perumahan dan pangan, serta sektor-sektor lain, menurut data pemerintah yang diterbitkan hari Rabu, sehingga mempersulit pertimbangan penurunan suku bunga The Fed.
Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,7 persen bulan lalu dari setahun lalu, naik sedikit dari 2,6 persen pada Oktober, menurut Departemen Tenaga Kerja dalam sebuah pernyataan. Hal itu sejalan dengan perkiraan sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal.
Secara bulanan, umumnya inflasi naik 0,3 persen, didukung tingginya biaya perumahan. Beberapa indeks lain juga naik tipis, termasuk makanan, energi, perawatan medis dan rekreasi, kata Departemen Tenaga Kerja.
Kenaikan suku bunga yang terjadi secara berturut-turut menambah tantangan yang dihadapi Bank Sentral Amerika Serikat untuk mengembalikan target inflasi jangka panjangnya sebesar dua persen, sehingga berpotensi memperlambat laju penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.
The Fed baru-baru ini mulai menurunkan lagi suku bunga dari tingkat tertinggi dalam 20 tahun, dan suku bunga acuan untuk pinjaman kini berkisar 4,5 hingga 4,75 persen, turun tiga perempat persen dibanding-kan pada bulan September.
Pasar keuangan sangat berharap Bank Sentral akan memotong suku bunga lagi seperempat persen pekan depan, menurut data CME (Chicago Mercantile Exchange) Group. Ini merupakan keputusan suku bunga The Fed terakhir, sebelum Presiden Joe Biden menyerahkan jabatan kepada penggantinya dari Partai Republik, Donald Trump. [ps/ab]
Forum