Pesan elektronik singkat di Times Square mewakili situasi optimis ini. Kenaikan portofolio investasi selama 2013 dramatis dan analis pada umumnya memuji kinerja Bank Sentral Amerika atau The Fed. Peter Cardillo, pakar ekonomi di Rockwell Global Capital mengatakan “Ini tahun yang menggembirakan. Kinerja pasar saham bagus, alur saham berlangsung baik, portofolio investasi juga berada pada tingkat tertinggi. Sebagian karena bank sentral sangat bermurah hati serta menyediakan banyak likuiditas di pasar.”
“The Fed telah menjadi pembeli hipotik yang besar. The Fed juga membeli surat obligasi pemerintah yang berarti menyalurkan uang ke pemerintah Amerika dan selanjutnya melakukan belanja, baik secara individu, lewat kontraktor atau bisnis pertahanan. Ini alasan utama mengapa ada kegairahan di pasar,” ujar John Allison dari Unio Holdings.
Grafik ini jelas menunjukkan bagaimana perkembangan pasar sepanjang 2013. Tetapi bagaimana prospeknya pada 2014? John Allison mengatakan pengurangan stimulus pembelian obligasi oleh bank sentral, antara 10 hingga 75 milyar dollar, mungkin akan berdampak negatif pada pasar saham.
“Kalau ini terjadi suku bunga akan terus meningkat dan pasar tidak suka kalau suku bunga naik meskipun lingkungannya baik. Jadi saya menilai prospek ekonomi Amerika belum jelas arahnya.”
Sebagian besar analis sepakat bahwa investor tetap mempertahankan investasi mereka meskipun pasar turun dan tetap bersemangat membeli saham. Profesor Stephen Brown dari Stern School of Business Universitas New York mendukung strategi investasi jangka panjang di pasar saham seperti itu.
“Semua orang berinvestasi untuk jangka panjang, dan tidak ada yang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang, jika kita percaya pada kemampuan ekonomi Amerika, kita yakin bahwa ini adalah cara yang masuk akal untuk menanamkan uang kita,” ujar Stephen Brown.
Pasar dan sebagian besar investor tidak menyukai ketidakpastian. Langkah bank sentral Amerika baru-baru ini untuk memangkas stimulus tetapi menjaga nilai suku bunga supaya tetap rendah merupakan upaya untuk mengurangi ketidakpastian itu dan mendukung pertumbuhan dalam ekonomi Amerika serta menumbuhkan kepercayaan di bagian dunia lainnya.
“The Fed telah menjadi pembeli hipotik yang besar. The Fed juga membeli surat obligasi pemerintah yang berarti menyalurkan uang ke pemerintah Amerika dan selanjutnya melakukan belanja, baik secara individu, lewat kontraktor atau bisnis pertahanan. Ini alasan utama mengapa ada kegairahan di pasar,” ujar John Allison dari Unio Holdings.
Grafik ini jelas menunjukkan bagaimana perkembangan pasar sepanjang 2013. Tetapi bagaimana prospeknya pada 2014? John Allison mengatakan pengurangan stimulus pembelian obligasi oleh bank sentral, antara 10 hingga 75 milyar dollar, mungkin akan berdampak negatif pada pasar saham.
“Kalau ini terjadi suku bunga akan terus meningkat dan pasar tidak suka kalau suku bunga naik meskipun lingkungannya baik. Jadi saya menilai prospek ekonomi Amerika belum jelas arahnya.”
Sebagian besar analis sepakat bahwa investor tetap mempertahankan investasi mereka meskipun pasar turun dan tetap bersemangat membeli saham. Profesor Stephen Brown dari Stern School of Business Universitas New York mendukung strategi investasi jangka panjang di pasar saham seperti itu.
“Semua orang berinvestasi untuk jangka panjang, dan tidak ada yang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang, jika kita percaya pada kemampuan ekonomi Amerika, kita yakin bahwa ini adalah cara yang masuk akal untuk menanamkan uang kita,” ujar Stephen Brown.
Pasar dan sebagian besar investor tidak menyukai ketidakpastian. Langkah bank sentral Amerika baru-baru ini untuk memangkas stimulus tetapi menjaga nilai suku bunga supaya tetap rendah merupakan upaya untuk mengurangi ketidakpastian itu dan mendukung pertumbuhan dalam ekonomi Amerika serta menumbuhkan kepercayaan di bagian dunia lainnya.