Data resmi Kantor Stastistik Nasional, Selasa (15/10), menunjukkan pasar tenaga kerja Inggris melemah di tengah-tengah ketidakpastian Brexit. Data tersebut menunjukkan jumlah mereka yang bekerja berkurang 56 ribu orang dalam tempo tiga bulan hingga Agustus dibandingkan periode kuartal sebelumnya menjadi 32,69 juta orang.
Angka tersebut adalah penurunan terbesar sejak musim semi 2015.
Jumlah pengangguran juga bertambah 22 ribu orang selama periode itu itu menjadi 1,31 juta orang, menaikkan tingkat pengangguran dari 3,8 persen menjadi 3,9 persen.
Pertumbuhan penghasilan, termasuk bonus, juga melamban menjadi 3,8 persen pada periode yang sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya, turun dari 3,9 persen yang tercatat pada bulan Juli.
Samuel Tombs, ekonom di lembaga riset ekonomi Pantheon Macroeconomics mengatakan, tingkat kepercayaan korporasi yang merosot terkait Brexit akhirnya “menimbulkan korban di pasar tenaga kerja.” [uh/lt]