Meskipun hanya tinggal beberapa hari untuk menjembatani perbedaan pendapat seputar Brexit, Uni Eropa tetap menaruh harapan pada Rabu (9/10) bahwa pertikaian sengit seputar keluarnya Inggris dari blok itu bisa diselesaikan secara damai.
Di seluruh Parlemen Eropa, terdengar ungkapan-ungkapan kekecewaan bahwa salah satu kejadian paling penting untuk Uni Eropa dan Inggris telah berubah menjadi dialog tidak bermakna hanya tiga minggu menjelang 31 Oktober, batas waktu Inggris keluar dari Uni Eropa.
Ketua Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan dia sedang bekerja sama dengan perunding Uni Eropa untuk Brexit Michel Barnier untuk mengusahakan solusi pada menit-menit terakhir.
“Secara pribadi, saya tidak mengenyampingkan sebuah kesepakatan. Michel dan saya sedang mengupayakannya,” kata Juncker.
Dia menolak untuk memberi rincian lebih lanjut, tetapi menegaskan bahwa pembicaraan Brexit di antara kedua pihak tidak mengalami kebuntuan seluruhnya.
Untuk sementara ini, Jean-Claude Juncker mengatakan, Boris Johnson harus berhenti melemparkan kesalahan pada Uni Eropa.
“Kami tidak bisa menerima unjuk dan lempar kesalahan yang dimulai oleh London,” katanya.
Johnson, yang mulai menjabat pada Juli, menyerahkan proposal Brexit kepada blok Eropa minggu lalu. Inggris berusaha merundingkan kembali persetujuan Brexit untuk menjamin tidak ada perbatasan fisik di antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara. [jm/pp]