Berbicara di Senat negara bagian Georgia pekan lalu, Michelle Au meminta rekan-rekannya untuk "melawan" kebencian terhadap warga Asia-Amerika yang telah meningkat selama pandemi. Sehari kemudian, seorang pria bersenjata mengejutkan Atlanta dengan membunuh delapan orang, termasuk enam perempuan keturunan Asia.
Au adalah perempuan Asia-Amerika pertama yang menjadi senator Georgia pada Januari tahun ini. Baginya, serangan di Atlanta itu adalah pembuktian memilukan dari ketakutannya. Hal itu juga mendorongnya dan orang Asia-Amerika lainnya untuk memperjuangkan pengaruh politik yang lebih besar di Washington dan pusat-pusat kekuasaan lainnya.
"Orang-orang di komunitas kami sangat ingin mendapatkan perwakilan yang serupa dengan mereka." kata Au dalam sebuah wawancara yang dikutip Associated Press. "Saya berpikir orang tidak dapat melihat masalah-masalahnya jika mereka tidak pernah menjalaninya di masa lalu."
Menurut data dari Asia-Pacific American Congressional Research Institute, setidaknya ada 160 orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik di badan legislatif di 33 negara bagian. Sebanyak 51 dari mereka duduk di badan legislatifHawaii. Menurut data Biro Riset Kongres, dari 535 anggota Kongres, hanya 17 orang keturunan Asia atau Kepulauan Pasifik. Ada juga tiga perwakilan tanpa hak pilih, warga Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik.
Presiden Biden dan para pembantunya telah berulang kali ditekan untuk memasukkan orang Asia-Amerika ke dalam kabinet. Pada Selasa (23/3), dua senator Demokrat, Mazie Hirono dari Hawaii dan Tammy Duckworth dari Illinois, mengancam akan menentang calon-calon anggota cabinet yang tidak akan meningkatkan keberagaman dalam pemerintahan.
Belakangan, kedua senator itu membatalkan ancaman itu setelah bertemu dengan pemerintah. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengumumkan pada Selasa (23/3) malam pengangkatan seorang pejabat penghubung senior keturunan Asia-Amerika Pasifik, "yang akan memastikan suara komunitas lebih terwakili."
Biden memang memilih Katherine Tai yang keturunan Taiwan-Amerika, sebagai utusan perdagangan utamanya. Dia dikonfirmasi minggu lalu sebagai satu-satunya orang Asia-Amerika di pemerintahan baru yang memegang posisi tingkat kabinet.Vivek Murthy, dari pasangan orang tua keturuan India, telah dikonfirmasi sebagai surgeon general atau pejabat kedokteran tertinggi, pada Selasa (23/3). Murthy adalah calon Biden untuk posisi di bawah kabinet.
Banyak orang Asia-Amerika mengatakan akan butuh tahunan untuk pulih dari perasaan terpinggirkan secara politik. Minggu lalu, selama rapat dengar pendapat yang berlangsung emosional di Kongres, menyoroti upaya menghapus rasisme di masyarakat. Namun, legislasi penting untuk menyelesaikan masalah itu kemungkinan tidak akan dibuat.
"Saya pikir simbolisme dan representasi itu penting, tetapi hanya sampai batas tertentu," kata Aarti Kohli, direktur eksekutif senior keadilan untuk orang Asia-Amerika. "Yang lebih penting adalah melakukan pekerjaan ini dengan baik."
Kamala Harris, yang ibunya lahir di India, adalah perempuan kulit hitam pertama dan orang keturunan Asia Selatan yang menjadi wakil presiden. Menurut data dari Asia-Pacific American Congressional Institute, lebih dari 300 orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik mencalonkan diri pada pemilu pada 2020.
Orang-orang Asia-Amerika juga mengincar jabatan-jabatan penting di pemerintahan di seluruh AS.
Di New York City, mantan calon presiden dari Partai Demokrat, Andrew Yang, mendapatkan perhatian dan dana kampanye untuk ikut pemilihan wali kota.
Di California, rumah bagi komunitas Asia terbesar di AS, para pejabat terpilih mendesak Gubernur Demokrat Newsom untuk menunjuk calon keturunan Asia sebagai pengganti Jaksa Agung, Xavier Bella, yang terpilih sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di kabinet Biden.
Namun, Stop AAPI Hate telah menerima hampir 4.000 insiden bias atau diskriminasi yang dilaporkan sendiri oleh korban dari semua 50 negara bagian dalam sebulan terakhir. Stop AAPI Hate sendiri adalah sebuah organisasi aktivis yang didirikan ketika penutupan kegiatan akibat pandemi terjadi di seluruh AS.
Menurut data yang dirilis oleh Pew Research Center pada musim panas lalu, sejak merebaknya virus corona, hampir tiga dari sepuluh orang Asia-Amerika mengatakan bahwa mereka mengalami penghinaan dan gurauan berbau rasis.
Grace Meng, anggota DPR dari Partai Demokrat, wakil ketua pertama Kaukus Amerika Asia Pasifik Kongres, mengatakan banyak orang-orang Asia Amerika yang bereaksi terhadap penembakan itu dengan berbagai cara. Antara lain, mencoba melindungi diri mereka dengan lebih baik, menyumbang untuk kelompok madani, dan bahkan membentuk satuan untuk mengawal para lansia di kawasaan-kawasan permukiman warga Asia, atau membagikan peluit untuk mencoba menghentikan insiden rasismen dan kekerasan. Namun, keterlibatan politik yang lebih besar menjadi langkah berikutnya.
“Kami diajarkan untuk tidak memberikan pendapat dan tidak mengacaukan keadaan,” kata Meng.
“Jadi, selama satu tahun belakangan khususnya, menjadi tantangan untuk mengatakan kepada generasi imigran Asia yang lebih tua – orang Asia-Amerika yang mungkin sudah tinggal di sini selama tiga dasawarsa – bahwa ini saatnya untuk tidak lagi diam, bahwa mereka harus angkat bicara.”
Komunitas Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik terdiri dari orang-orang dengan beragam latar budaya dan warisan adat. Mereka kerap berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa lain selain bahasa Inggris. Penyelenggara mengatakan mereka sedang berusaha menyatukan warisan budaya yang beragam itu, sambil bekerja sama dengan para aktivis dari latar belakang lainnya, termasuk para aktivis Afrika-Amerika dan Latin.
Besarnya dukungan masyarakat setelah serangkaian penembakan itu, kata mereka, akan memudahkan upaya tersebut.
“Orang Amerika keturunan Asia tidak tumbuh dengan kosakata advokasi dan bagaimana berjuang untuk diri kami sendiri,” kata Meng. Kondisi itu mengharuskan mereka "untuk mempelajari dari komunitas lain seperti komunitas orang hitam dan Latin dan berjalan bersama mereka, menyaksikan perjuangan mereka." [na/ft]