Tautan-tautan Akses

Pasien di Jepang Dipastikan Tertular Virus Baru dari China


Petugas keamanan berdiri di depan pasar grosir makanan laut Huanan di kota Wuhan, provinsi Hubei, China yang ditutup, setelah otoritas kesehatan mengatakan seorang pria meninggal karena penyakit pernapasan setelah membeli barang-barang dari tempat tersebut (12/1/2020). (Foto:dok)
Petugas keamanan berdiri di depan pasar grosir makanan laut Huanan di kota Wuhan, provinsi Hubei, China yang ditutup, setelah otoritas kesehatan mengatakan seorang pria meninggal karena penyakit pernapasan setelah membeli barang-barang dari tempat tersebut (12/1/2020). (Foto:dok)

Pemerintah Jepang, Kamis (16/1) mengatakan seorang laki-laki yang dirawat karena pneumonia sepulangnya dari China, dinyatakan positif tertular virus corona yang diidentifikasi sebagai kemungkinan penyebab wabah di kota Wuhan, China. 

Laki-laki itu menderita demam dan batuk pada 3 Januari ketika di Wuhan, pulang ke Jepang pada 6 Januari, dan dirawat di rumah sakit empat hari kemudian ketika sakitnya tidak kunjung sembuh. Hasil rontgen menunjukkan tanda-tanda ia mengidap pneumonia, kata Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan.

Tes yang dilakukan hari Selasa (14/1) mendapati adanya virus corona yang sama seperti yang terdeteksi pada pasien lain dalam wabah di Wuhan, kata kementerian itu.

Laki-laki itu dibolehkan pulang dari rumah sakit setelah kondisinya membaik. Ia hanya diidentifikasi sebagai laki-laki usia 30-an di prefektur Kanagawa, sebelah barat Tokyo. Kantor berita Kyodo mengatakan ia adalah orang China. Keluarga dan staf medis yang merawatnya tidak jatuh sakit.

Pejabat-pejabat di Wuhan mengatakan akhir pekan lalu 41 orang menderita pneumonia yang disebabkan virus corona itu dan seorang laki-laki, usia 61 tahun, telah meninggal, kematian pertama yang diketahui China akibat virus itu.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) juga mengatakan sedang berkonsultasi dengan otoritas kesehatan Thailand dan China setelah satu kasus dilaporkan pada seorang pelancong China.

Negara-negara Asia lain juga telah mengambil tindakan pencegahan.

Di Indonesia, peralatan pencitraan termal untuk mendeteksi suhu tubuh abnormal dipasang di Bandara-Bandara dan pelabuhan-pelabuhan, kata kementerian kesehatan. Dikatakan, pihak berwenang akan mewawancarai para pelancong, terutama dari China dan Hong Kong, bila suhu tubuh mereka melebihi 38 derajat Celcius, diikuti oleh pemeriksaan kesehatan.

Indonesia belum melaporkan adanya kasus virus baru itu, tetapi paling banyak melaporkan kasus flu burung, baik pada unggas maupun manusia, yang memuncak pada tahun 2006 dan 2007 dengan 146 kematian pada manusia dilaporkan ke WHO.

Eiji Hinoshita, pejabat pada kementerian kesehatan Jepang, mengatakan kepada wartawan, laki-laki yang dirawat di sana mengatakan ia tidak pergi ke pasar ikan di Wuhan yang terkait wabah pneumonia, tetapi "berdekatan" dengan setidaknya satu orang dengan gejala pneumonia di tempatnya tinggal selama kunjungan itu. Pejabat kementerian sedang memeriksa aktivitas pasien itu dan orang-orang yang pernah berdekatan dengannya di China dan Jepang.

Berita mengenai wabah itu datang menjelang perayaan tahun baru di China, ketika banyak orang bepergian. Kementerian kesehatan Jepang mendesak mereka yang berkunjung atau kembali dari Wuhan agar mengenakan masker dan segera berobat jika menderita batuk dan demam. Tetapi para pejabat mengatakan virus itu tidak dianggap sangat menular. [ka/jm]

XS
SM
MD
LG