Pemerintah Libya berterima kasih kepada Amerika dalam operasi Angkatan Laut Amerika karena berhasil mencegat sebuah tanker minyak yang hendak mengekspor minyak mentah gelap.
Departemen Pertahanan AS mengatakan hari Senin (17/3) tidak ada yang terluka ketika SEAL menaiki kapal itu hari Minggu di perairan internasional sebelah tenggara dari Siprus. Kapal tanpa negara pemilik itu dikuasai oleh tiga milisi bersenjata Libya sebelumnya bulan ini.
Pernyataan Pentagon menyebut tindakan itu atas permintaan pemerintah Libya dan Siprus dan disetujui oleh Presiden AS Barack Obama.
Aksi itu dilakukan setelah jam 10 malam waktu setempat pada hari Minggu (16/3). Dikatakan para pelaut AS kini mengendalikan kapal bernama Morning Glory itu. Mereka akan segera membawa kembali kapal tanker dan muatannya itu ke pelabuhan di Libya.
Kapal tanker tersebut tadinya berbendera Korea Utara. Namun Pyongyang membantah bertanggung jawab, mengatakan kapal tersebut terkait dengan sebuah perusahaan Mesir. Korea Utara kemudian mencabut pendaftaran kapal itu.
Kapal Morning Glory lolos dari upaya penyitaan oleh Libya sehingga memicu reaksi sengit terhadap Perdana Menteri Ali Zeidan, yang telah meninggalkan negara itu.
Pemerintah Libya mengatakan akan mengerahkan pasukan khusus dalam waktu dua minggu guna merebut kembali semua pelabuhan yang dikuasai pemberontak. Konflik tersebut ini telah memotong ekspor minyak Libya lebih dari 80 persen
Departemen Pertahanan AS mengatakan hari Senin (17/3) tidak ada yang terluka ketika SEAL menaiki kapal itu hari Minggu di perairan internasional sebelah tenggara dari Siprus. Kapal tanpa negara pemilik itu dikuasai oleh tiga milisi bersenjata Libya sebelumnya bulan ini.
Pernyataan Pentagon menyebut tindakan itu atas permintaan pemerintah Libya dan Siprus dan disetujui oleh Presiden AS Barack Obama.
Aksi itu dilakukan setelah jam 10 malam waktu setempat pada hari Minggu (16/3). Dikatakan para pelaut AS kini mengendalikan kapal bernama Morning Glory itu. Mereka akan segera membawa kembali kapal tanker dan muatannya itu ke pelabuhan di Libya.
Kapal tanker tersebut tadinya berbendera Korea Utara. Namun Pyongyang membantah bertanggung jawab, mengatakan kapal tersebut terkait dengan sebuah perusahaan Mesir. Korea Utara kemudian mencabut pendaftaran kapal itu.
Kapal Morning Glory lolos dari upaya penyitaan oleh Libya sehingga memicu reaksi sengit terhadap Perdana Menteri Ali Zeidan, yang telah meninggalkan negara itu.
Pemerintah Libya mengatakan akan mengerahkan pasukan khusus dalam waktu dua minggu guna merebut kembali semua pelabuhan yang dikuasai pemberontak. Konflik tersebut ini telah memotong ekspor minyak Libya lebih dari 80 persen
