Amerika Serikat (AS) menarik ratusan tentara yang dikerahkan ke Somalia untuk memerangi teroris al-Shabab, meskipun para komandan militer mengakui ancaman dari kelompok teror yang terkait al-Qaida itu belum sirna.
"Ancaman masih ada," kata juru bicara Komando Afrika Kolonel Chris Karns kepada VOA menyusul pengumuman pada Jumat (4/12) malam bahwa Presiden Donald Trump telah memerintahkan pasukan AS untuk meninggalkan Somalia.
Namun, Karns mengatakan meskipun ancaman membayangi, "kelompok itu terkendali dengan memberikan tekanan terus menerus terhadap jaringan itu," katanya.
Selama berbulan-bulan, para pejabat pertahanan AS telah menyatakan kekhawatiran mengenai meningkatnya kepercayaan diri dan kapabilitas yang diperlihatkan para komandan al-Shabab. Dan sebuah laporan inspektur jenderal Departemen Pertahanan baru-baru ini memperingatkan bahwa terlepas dari berbagai upaya, al-Shabab masih belum berkurang kekuatannya.
Africom juga mengatakan bahwa sebagian pasukan AS akan tetap berada di negara Afrika timur itu. "Pasukan dalam jumlah terbatas akan tetap berada di Somalia," kata Karns.
Sebelumnya Jumat (4/12), Presiden Donald Trump memerintahkan sebagian besar pasukan AS untuk mundur dari Somalia. Perintah Trump itu merupakan bagian dari upaya untuk menurunkan pasukan AS secara global, termasuk di Afghanistan dan Iraq, sebelum dia mengakhiri masa jabatan pada 20 Januari. [vm/ft]