Pasukan keamanan di Ibu Kota Belarus menahan lebih dari 200 orang dalam protes anti-pemerintah terbaru yang dipicu oleh pilpres 12 pekan lalu.
Ribuan demonstran ikut dalam berbagai pawai pada Minggu (1/11) di Minsk sebagai bagian dari serangkaian demo yang terjadi hampir setiap hari yang menuntut pengunduran diri Alexander Lukashenko dan pemilu baru. Menurut sebuah daftar yang dikeluarkan oleh kelompok HAM Vyasna, hampir semua orang yang ditahan, dibawa ke Minsk.
Empat jurnalis termasuk mereka yang ditahan, dan dua diantaranya "luka berat karena dipukuli," kata Boris Goretsky dari Asosiasi Jurnalis Belarus, menurut organisasi penyiaran RFE/RL Belarus.
Sederet truk dan bus keamanan untuk menampung tahanan terlihat di sekitar kota sementara orang-orang berpawai menuju sebuah monumen terkenal di luar ibu kota.
Para demonstran menjadi sasaran granat flash-bang, dan petugas penegak hukum menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan massa.
Pihak berwenang mengakui bahwa polisi juga menembakkan tembakan peringatan ke udara dalam demonstrasi di Minsk.
Itu adalah "upaya yang diperlukan guna menciptakan ketertiban di ibu kota dan menjamin keamanan publik dalam sebuah acara besar yang digelar tanpa ijin," kata pernyataan Komite Eksekutif Kota Minsk yang dikutip Interfax-Zapad.
Aksi itu merupakan pawai Minggu ke-12 berturut-turut di Minsk yang diadakan untuk terus memberi tekanan terhadap presiden. Lukashenko telah melakukan penindakan keras secara massal dan menangkapi ribuan orang sejak pihak berwenang menyatakannya sebagai pemenang sebagai presiden untuk masa jabatan keenam dalam pilpres pada 9 Agustus.
Lukashenko telah berulangkali menuduh oposisi dan pengkritik sebagai boneka yang didukung asing. Dia telah memperkuat pasukan di perbatasan barat Belarus, dan menuduh Polandia dan negara-negara Baltik berusaha mendestabilisasi Belarus. [vm/ft]