India mengatakan pasukannya bentrok dengan pasukan China pekan lalu di perbatasan yang mereka sengketakan di Arunachal Pradesh, negara bagian di India Timur.
Konfrontasi terbaru ini akan memperdalam ketegangan antara New Delhi dan Beijing. Hubungan kedua negara membeku sejak pertempuran di bagian lain perbatasan mereka pada tahun 2020 menewaskan 20 tentara India dan empat tentara China.
Konfrontasi itu terjadi Jumat lalu dan menyebabkan cedera ringan pada tentara dari kedua pihak, kata pernyataan dari militer India. Disebutkan bahwa kedua pihak “segera ditarik dari daerah itu” dan bahwa para komandan dari kedua pihak mengadakan pertemuan “untuk memulihkan perdamaian dan ketenangan.”
Lokasi bentrokan terakhir terletak di sektor Tawang di Arunachal Pradesh, yang dikuasai oleh New Delhi, tetapi juga diklaim oleh Beijing.
Militer tidak memberi rincian mengenai bentrokan itu. Tetapi surat kabar Indian Express mengutip sumber-sumber yang mengatakan bahwa ada “konfrontasi fisik yang intens dengan pentungan dan tongkat selama beberapa jam.”
Perbatasan India dan China bergejolak sejak bentrokan maut pada tahun 2020 antara pasukan kedua negara raksasa di Asia itu yang terjadi di Ladakh di bagian barat.
Perbatasan sepanjang hampir 3.500 kilometer di pegunungan Himalaya itu membentang dari Ladakh di bagian barat hingga Arunachal Pradesh di bagian timur dan disebut sebagai garis kontrol aktual.
Pembicaraan berlarut-larut antara para komandan militer kedua negara sejak bentrokan itu telah menghasilkan penarikan mundur pasukan dari beberapa titik “gesekan.” Tetapi kedua pihak terus mengerahkan puluhan ribu tentara yang didukung tank-tank artileri dan jet-jet tempur, dan berpacu membangun infrastruktur di perbatasan Himalaya mereka.
Arunachal Pradesh, yang disebut Beijing sebagai Tibet Selatan, adalah salah satu daerah di mana India telah memperkuat pertahanan dan lokasi tentaranya ditempatkan.
Bentrokan terjadi dua hari setelah Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar memberitahu parlemen, India telah “menjelaskan kepada China” bahwa New Delhi tidak akan menerima upaya-upaya untuk mengubah garis kontrol aktual “secara sepihak.”
“Selama mereka terus berupaya melakukan itu dan jika mereka telah membangun kekuatan yang menurut kami merupakan masalah serius di daerah perbatasan, maka hubungan kita tidaklah normal dan ketidaknormalan itu telah terbukti dalam dua tahun terakhir ini,” ujarnya. [uh/ab]
Forum