Pasukan khusus Irak menguasai stasiun televisi negara di Mosul hari Selasa (1/11), sewaktu koalisi pasukan tempur yang bersekutu dengan Irak maju terus dengan serangan untuk menghalau ekstremis Negara Islam (ISIS) dari kota itu.
Wartawan Kurdi dan Barat yang turut dengan pasukan itu mengatakan, pasukan koalisi mendapat perlawanan keras di dalam kota, menghadapi tembok beton dan bom pinggir jalan yang ditanam oleh para pejuang ISIS untuk memperlambat gerakan maju pasukan Irak.
Militer Irak juga mengatakan, divisi kendaraan lapis baja mendekati kawasan Mosul tenggara, untuk membebaskan desa-desa terpencil dan mengepung kota.
Unit-unit koalisi terpisah bergerak menuju Mosul dari utara juga dilaporkan merebut beberapa desa kunci.
Serangan yang ditunggu lama datang dua minggu setelah koalisi pasukan Irak dan Kurdi, yang didukung oleh milisi Syiah, suku Arab Sunni dan serangan udara pimpinan AS, memulai operasi militer terbesar di negara itu sejak tahun 2003, untuk membersihkan Mosul dari pejuang ISIS.
Di Washington hari Selasa, Utusan Khusus Anti-teror AS, Brett McGurk, menyuarakan optimisme tentang serangan itu dan mengatakan kepada Radio SAWA, sekarang hanya "soal waktu sebelum pasukan keamanan Irak masuk dan membebaskan kota besar ini." Tetapi ia juga menyerukan kesabaran, memperingatkan bahwa merebut kembali kota itu akan memakan waktu dan bertahap.
Sementara itu, di Jenewa, juru bicara PBB, Ravina Shamdasani mengatakan, pejuang ISIS terus memaksa ribuan warga sipil lebih dekat ke Mosul untuk menjadi perisai manusia bagi ISIS di dalam kota itu. [ps/al]