Pasukan khusus AS telah menewaskan seorang komandan Negara Islam (ISIS) dan menangkap istrinya di Suriah timur, menurut Gedung Putih dan Departemen Pertahanan, Sabtu (16/5).
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengumumkan serangan itu, menyebut komandan ISIS tersebut sebagai Abu Sayyaf. Dia mengatakan tidak ada pasukan AS yang tewas atau terluka dalam operasi tersebut.
Serangan Sabtu malam itu menyasar Sayyaf yang asal Tunisia, yang menurut Washington terlibat dalam operasi militer dan keuangan ISIS, termasuk operasi minyak untuk pasar gelap yang mendanai kegiatan organisasi tersebut.
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Barack Obama Jumat malam memerintahkan Pentagon agar mengirim personel AS di Irak untuk melakukan operasi di al-Omar itu.
Istri pemimpin ISIS itu, yang dikenal sebagai Umm Sayyaf, berada dalam tahanan militer AS di Irak. Dalam serangan itu, seorang perempuan muda Yazidi yang disandera oleh pasangan itu juga dibebaskan.
Tidak ada personel AS yang tewas atau terluka dalam operasi itu, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan.
AS dan beberapa negara mitra telah melakukan serangan udara harian terhadap sasaran-sasaran ISIS di Suriah dan Irak selama berbulan-bulan, namun sangat terbatas dalam partisipasi pasukan darat. Koalisi itu melancarkan 21 serangan udara semalam.
Para pejabat AS mengatakan serangan yang menjaring komandan itu bukan hasil kerjasama dengan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Namun, media pemerintah Suriah mengatakan pasukan pemerintah juga menargetkan militan ISIS di wilayah al-Omar di timur Deir Ezzor, membunuh "sejumlah besar" pejuang dan pemimpin senior ISIS. Laporan itu mengidentifikasi komandan militan Abu al-Teem al-Arab, warga negara Arab Saudi.
Stasiun televisi pemerintah Suriah sebelumnya melaporkan bahwa pasukan pemerintah Suriah menewaskan sedikitnya 40 pejuang ISIS, termasuk seorang komandan senior yang mengurus ladang-ladang minyak, dalam serangan hari Sabtu di ladang minyak terbesar di negara itu – yang dikuasai ISIS. TV tersebut mengidentifikasi komandan itu sebagai Abu al-Teem al-Saudi. Dari namanya dia diindikasikan sebagai warga negara Saudi.
Belum jelas mengapa Suriah dan AS sama-sama mengklaim operasi yang mirip di ladang minyak Omar itu. AS telah mengatakan tidak mau bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Bashar Assad dalam pertempuran melawan kelompok ISIS. Tetapi dikatakan AS biasanya memberikan Damaskus informasi mengenai operasi-operasi dalam wilayah Suriah.
Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengukuhkan serangan terhadap lapangan minyak Omar itu, mengatakan sedikitnya 19 anggota ISIS, termasuk 12 warga asing, tewas. Kelompok itu tidak mengatakan siapa yang melancarkan serangan itu tetapi diberitahu terjadi serangan udara disusul dengan penerjunan dari udara. Pemantau HAM itu mengandalkan jaringan aktivis di Suriah untuk mengumpulkan informasi.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan serangan Jumat malam itu dilancarkan satuan pasukan komando‘Delta Force’ yang terbang dari Irak ke Suriah timur dengan pesawat V-22 Osprey dan helikopter-helikopter Blackhawk.
Operasi khusus itu diumumkan sementara para pejuang ISIS semakin maju di Suriah tengah dan timur laut. Para militan mendekati kota Palmyra yang bersejarah, di provinsi Homs di Suriah bagian tengah, dan telah merebut fasilitas air dan ladang minyak di pinggiran kota itu, kata para aktivis.