Pemerintah sementara Libya mengatakan pasukannya telah merebut bandar udara dan lokasi-lokasi lainnya di kota gurun pasir Sabha, Libya selatan, salah satu kubu yang masih tersisa pemimpin Moammar Gaddafi.
Seorang juru bicara militer Dewan Transisi Nasional (NTC), Kolonel Ahmed Bani, mengatakan hari Senin bahwa bendera-bendera NTC kini berkibar di bandara itu, sebuah benteng tua Italia dan gedung-gedung strategis lainnya di Sabha.
Kota itu, 650 kilometer di sebelah selatan ibukota, Tripoli, adalah lokasi jalan utama menuju Niger, rute yang digunakan untuk melarikan diri oleh para pengikut Gaddafi.
Gerakan maju untuk menguasai Sabha menjadi dorongan penting bagi pasukan revolusi Libya. Para pejuang NTC sedang berusaha mengusir pasukan pro Gaddafi dari kota-kota Bani Walid dan Sirte, dan mengekang perpecahan dalam pasukan mereka sendiri.
Sementara itu, organisasi HAM Amnesty Internasional mengatakan negara-negara Eropa tidak berbuat cukup untuk membantu memberi tempat bernaung kepada ribuan pengungsi yang berada di perbatasan Libya di Tunisia dan Mesir.