Untuk pertama kalinya sejak Agustus 2013, pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad berada 25 kilometer dari perbatasan Turki dan Suriah utara. Mereka meneruskan ofensif yang didukung Rusia, dan menimbulkan kekacauan dan keputus-asaan di pihak pasukan pemberontak moderat, demikian menurut aktivis dan komandan pemberontak.
Pejabat Turki memperingatkan bahwa serangan udara Rusia dan pertempuran terus menerus bisa memicu membanjirnya 600 ribu warga sipil Suriah di perbatasan, tetapi Turki mempertegas tekadnya untuk tidak mengizinkan pengungsi masuk ke wilayahnya.
“Tujuan kami adalah menahan gelombang migran ini dan tetap berada di sisi seberang dari perbatasan Turki, serta memberikan layanan yang perlu di sana,” kata Deputi Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus.
Dua desa Suni di Aleppo utara, Deir Jamal dan Mar’anaz, telah minta anggota dari Satuan Pelindung Rakyat Kurdi atau YPG untuk menduduki desa mereka dalam rangka menghindari serangan udara Rusia, demikian kata the Syrian Observatory for Human Rights. [ps/jm]