Pertempuran antara pasukan pemerintah Yaman yang diakui internasional dan pemberontak Houthi berlanjut di provinsi Marib dan Taiz, menewaskan sedikitnya 70 orang di kedua pihak.
Meningkatnya kekerasan itu terjadi selama 24 jam ini dan sedikitnya 85 lainnya cedera, kata para pejabat militer dari kedua pihak.
Pemberontak dukungan Iran pada bulan Februari lalu melakukan kembali ofensif mereka terhadap provinsi Marib yang kaya minyak, yang merupakan kubu pertahanan anti-Houthi yang dikuasai pemerintah.
Tetapi mereka belum mencapai kemajuan berarti di tengah-tengah perlawanan sengit dan banyaknya korban yang jatuh, sebagian besar karena serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi untuk menghadapi gerak maju pemberontak.
Serangan terhadap Marib memicu kekerasan di daerah-daerah lain, termasuk di provinsi Taiz yang dikuasai pemerintah, yang dikepung oleh Houthi. Bentrokan juga terjadi di provinsi Hajjah dan kota pelabuhan Hodeida.
Para pejabat menyatakan sedikitnya 42 orang tewas di Marib dan 28 di Taiz. Kebanyakan yang tewas adalah pemberontak, kata mereka.
Para pejabat militer dari kedua pihak berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Ofensif Houthi terhadap Marib telah mengancam akan memperburuk situasi kemanusiaan yang parah di Yaman. Provinsi itu menampung sekitar satu juta orang Yaman yang lari menghindari serangan Houthi di berbagai tempat di negara itu.
Konflik di Yaman dimulai pada tahun 2014 sewaktu ibu kota, Sanaa, direbut oleh Houthi. Koalisi pimpinan Saudi yang bersekutu dengan Hadi mulai bertempur melawan pemberontak sejak Maret 2015.
Perang di Yaman telah menimbulkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, membuat jutaan orang menderita karena kekurangan pangan dan obat-obatan. Perang ini telah menewaskan sekitar 130 ribu orang, termasuk mereka yang bertempur dan rakyat sipil, menurut sebuah proyek pusat data yang melacak kekerasan di sana. [uh/ab]