Paus Fransiskus mendesak negara-negara tidak menimbun senjata nuklir sekalipun untuk tujuan penangkal.
Dalam konferensi di Vatikan guna mengumpulkan dukungan bagi perlucutan senjata nuklir, Paus mengatakan ‘kebijakan nuklir penangkal’ memberi rasa aman yang palsu.
Ucapannya kelihatan menyimpang jauh dari semua Paus terdahulu yang berpendapat meskipun senjata nuklir tidak boleh pernah digunakan, memilikinya untuk menangkal negara lain secara moral dapat diterima.
Paus Fransiskus berbicara di hadapan 11 pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang menghadiri konperensi bersama diplomat dan pejabat pemerintah dari seluruh dunia.
‘Hubungan internasional tidak dapat dibelenggu oleh kekuatan militer, saling intimidasi dan timbunan senjata. Tiap penggunaan senjata nuklir biarpun itu berbentuk kecelakaan tidak disengaja bakal berdampak bencana bagi manusia dan lingkungan hidup’ katanya.
Konperensi Vatikan diadakan pada kala ketegangan sedang meninggi antara Amerika dan Korea Utara.
Dalam ucapannya di konferensi itu, Paus tidak menyebut sesuatu konflik, namun menyinggung tentang ‘iklim instabilitas dan konflik’ di dunia dewasa ini serta mentalitas rasa takut.
Menurut Paus Fransiskus, perdamaian dan keamanan antar negara harus diilhami oleh etika solidaritas bukan penimbunan senjata.
Paus menyetujui traktat baru PBB yang menyerukan penghapusan senjata nuklir.
Tidak satupun negara nuklir di dunia menandatangani traktat itu dengan alasan itu hanya ide yang muluk dan tidak realistis. [al]