Paus Fransiskus bersiap mengakhiri masa istirahatnya dari perjalanan internasional dengan merencanakan kunjungan bersejarah ke Irak.
Vatikan, Senin (15/2), merilis rencana perjalanan kunjungan Paus Fransiskus 5-8 Maret ke Irak, perjalanan luar negeri pertamanya sejak dilarang bepergian selama 16 bulan karena pandemi virus corona.
Warga Kristen Irak menyambut hangat rencana paus ini. Pastur Nazeer Deco dari Katedral St. Joseph Chaldean mengatakan, ia berharap kunjungan ini akan memberikan kontribusi untuk mengubah persepsi masyarakat Irak terhadap umat Kristen dan posisi umat Kristen di hadapan konstitusi.
Paus yang berusia 84 tahun, yang telah divaksinasi COVID-19, tampaknya berniat untuk melanjutkan perjalanan meskipun pandemi masih berlangsung dan adanya masalah keamanan yang berkepanjangan.
Alasan utama Paus Fransiskus melakukan perjalanan kepausan pertama kali ke Irak adalah untuk mendorong umat Kristiani di negara itu, yang menghadapi diskriminasi puluhan tahun oleh Muslim Irak sebelum dianiaya oleh kelompok ISIS mulai tahun 2014.
Umat Kristen Irak melihat kunjungan bersejarah kepausan sebagai pesan harapan, rekonsiliasi, koeksistensi, dan jalan ke depan untuk membangun kembali Irak.
Sejak invasi pimpinan AS ke Irak tahun 2003, umat Kristen sering menjadi sasaran serangan ekstremis Muslim.
Komunitas Kristen di Irak telah menjadi sasaran langsung ISIS sewaktu kelompok itu merebut wilayah utara dan barat negara itu. ISIS meneror komunitas itu dan memaksa puluhan ribu di antara mereka untuk melarikan diri ke negara-negara barat, negara tetangga, atau wilayah sebelah utara Kurdi. [ab/uh]