Paus Fransiskus pada Minggu (7/2) menyatakan "solidaritas kepada rakyat Myanmar" menyusul kudeta militer pekan lalu. Paus mendesak militer untuk berusaha "mewujudkan demokrasi," sementara ribuan demonstran berunjuk rasa di jalan-jalan.
Paus menyampaikan hal itu sementara puluhan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Yangon dalam aksi terbesar menentang kudeta militer Senin (31/1).
"Saya berdoa agar mereka yang berkuasa di negara itu akan bekerja ... mewujudkan kepentingan bersama," katanya dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, setelah memimpin doa pada Minggu (7/2).
Paus, yang pernah mengunjungi Myanmar pada 2017, menyerukan "keadilan sosial, stabilitas nasional dan demokrasi yang harmonis."
Berbagai laporan menyebutkan sejumlah protes besar menentang rezim militer juga terjadi di beberapa kota lain di seluruh Myanmar Minggu (7/2). [vm/pp]
