Khalayak yang sangat besar menyambut Paus Fransiskus di Uganda hari Sabtu (28/11), di mana ia mengadakan misa pertamanya di negara itu dalam bagian kedua lawatannya di Afrika.
Misa itu diadakan di sebuah tempat suci terbuka di Namugongo yang menghormati 45 martir yang dibakar hingga tewas oleh seorang raja pada akhir tahun 1800-an karena menolak meninggalkan agama mereka.
Paus Fransiskus menghimbau rakyat Uganda untuk menghormati pengorbanan mereka dengan merawat orang tua, orang miskin, dan orang-orang terbuang.
"Warisan ini bukan diperingati sesekali atau diabadikan di museum sebagai permata yang berharga," kata Paus. "Sebaliknya, kita menghormati mereka, dan semua orang kudus, ketika kita membawa kesaksian mereka kepada Kristus, di rumah dan lingkungan kita, di tempat kerja dan masyarakat, baik di rumah ataupun ketika pergi ke tempat terpencil di dunia."
Itu adalah pelajaran yang sangat membekas kata Iris Babiirye "karena saya akan pulang untuk mengajar, dan menyebarkan firman Tuhan"
Paus kemudian melakukan perjalanan ke bekas sebuah lapangan terbang dan mendapat sambutan meriah dari kira-kira 150 ribu anak muda. Di sana, ia mendengar kesaksian dari seorang perempuan muda yang menjadi aktivis setelah semenjak lahir mengidap HIV-positif dan seorang laki-laki yang diculik Tentara Perlawanan Tuhan sebelum melarikan diri dan kemudian menerima gelar sarjana di universitas. Paus Fransiskus mengatakan kepada anak-anak muda bahwa keimanan dapat membantu mereka mengatasi semua kesulitan hidup. [zb]
Terkait
Paling Populer
1