Menurut seorang pejabat kementrian Korea Selatan, tembakan misil itu tampaknya dilakukan dari Wonsan di pesisir timur Korea Utara. Belum jelas apa jenis misil yang ditembakkan itu.
Meskipun Korea Utara menolak undangan Korea Selatan untuk menyambut lawatan itu, Paus Fransiskus tetap berencana mendekati Korea Utara dalam lawatan selama lima hari yang dimaksudkan untuk mendorong perdamaian dan rekonsiliasi antar dua negara di Semenanjung Korea itu.
Setibanya di sebuah bandara di Seoul, Paus Fransiskus menyalami empat keluarga kapal ferry Korea Selatan yang tenggelam dan menewaskan lebih dari 300 orang. Paus juga menyalami dua keturunan martir Korea yang memilih meninggal daripada mengubah keyakinan mereka.
Beberapa pemimpin umat Katolik yang ikut menyambutnya tampak menitikkan air mata sambil melambaikan tangan. Seorang anak laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian tradisional Korea memberikan karangan bunga kepada Paus Fransiskus.
Dalam lawatannya ini, Paus Fransiskus juga berencana melakukan kanonisasi 124 martir Korea Selatan dan mendorong terbentuknya gereja lokal yang dinilai bisa menjadi masa depan kehidupan warga Katholik di negara itu.
Yang menarik, ketika pesawat yang membawa Paus Fransiskus melintasi wilayah udara China, dalam perjalanan ke Korea Selatan, Paus mengirim telegram berisi ucapan selamat dan doa kepada Presiden China Xi Jinping. Pengiriman telegram ini merupakan hal yang sangat jarang terjadi karena Vatikan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan China. Protokol Vatikan menghimbau Paus Fransiskus untuk mengirim telegram kepada kepala negara yang wilayah udaranya dilintasi dalam perjalanan. Umumnya pengiriman telegram ini dilakukan tanpa diketahui khalayak ramai, tetapi pengiriman telegram hari Kamis ini merupakan sesuatu yang unik karena ketika terakhir kali paus ingin terbang melintasi China tahun 1989, pemerintah China menolak memberikan ijin.
Pejabat-pejabat Vatikan mengatakan pihaknya telah mengadakan dialog dengan pemerintah China. Tetapi isu utama yang menjadi persoalan yaitu desakan Roma untuk mengumumkan atau menetapkan uskup di China, tetap menjadi persoalan.