Paus Fransiskus menyerukan aksi saling memaafkan dan menghindari balas dendam pada sebuah misa yang dihadiri puluhan ribu orang di kota terbesar di Myanmar, Yangon, Rabu (29/11).
Untuk kedua kalinya dalam lawatan empat harinya itu, ia menghindari penyebutan langsung kelompok minoritas Rohingya yang tertindas di Myanmar. Sebelumnya, Selasa (28/11), paus bertemu dengan sejumlah diplomat, dan pada waktu itu ia hanya mengungkapkan pentingnya toleransi beragama secara umum.
Sekitar 150 ribu umat Katolik berkumpul di stadion olahraga Kyaikkasan. Beberapa di antara mereka bahkan tiba malam sebelumnya untuk memastikan diri memperoleh tempat.
Paus, yang dikenal sebagai penyokong pengungsi, mengabaikan harapan banyak pihak di Barat, yang sebelumnya mengira ia akan mengeluarkan pernyataan publik terkait krisis Rohingya.
Lebih dari 620 ribu Rohingya, atau anggota kelompok minoritas Muslim yang sudah lama tertindas di Myanmar, telah melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus, menyusul aksi penindakan militer besar-besaran di negara bagian Rakhine. [ab/uh]