Paus Fransiskus akan memulai kunjungannya ke Mesir, Jumat mendatang, pada saat umat Kristen menghadapi kekacauan baik di Mesir maupun di wilayah Timur Tengah lainnya. Kunjungannya tersebut merupakan lawatan kedua pemimpin Katolik Roma ke negara Arab yang penduduknya paling padat, setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Kairo pada tahun 2000.
Kunjungan Paus berlangsung setelah dua serangan teror berdarah yang menarget gereja-gereja Koptik di Alexandria dan Tanta, sebuah kota di Delta Nil, sebelumnya bulan ini. Lebih dari 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah para pembom bunuh diri meledakkan diri mereka di tengah kerumunan orang yang sedang menjalankan ibadah.
Penduduk Kristen di kota El Arish, Sinai, baru-baru ini juga menjadi target militan Islamis. Pembunuhan brutal terhadap sejumlah warga Kristen mendorong banyak keluarga Kristen meninggalkan kawasan itu.
Editor kawakan Mesir Hisham Kassem mengatakan kepada VOA, kunjungan Paus Fransiskus, yang dijadwalkan sebelum serangan bom bunuh diri itu, berlangsung pada saat umat Kristen menghadapi serangan teror dan keamanan mereka di negara itu terancam.
Memperhitungkan situasi ini, kepolisian Mesir dan dinas-dinas intelijen tampak meningkatkan keamanan di kawasan-kawasan di Kairo di mana Paus diperkirakan akan berkunjung.
Mobil-mobil dilarang diparkir di jalan-jalan utama di Zamalek, di mana kantor-kantor gereja Katolik berlokasi. Langkah-langkah pengawasan ketat juga diberlakukan di Bandara Internasional Kairo dan dekat Universitas Al Azhar, di mana Paus berencana akan berpartsipasi dalam dialog antar agama. [ab/as]