Ketua sebuah komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas menginvestigasi situasi hak asasi di Korea Utara mengatakan bukti-bukti menunjukkan ada “pola pelanggaran berat dan sistematis hak asasi manusia berskala besar“ di negara itu.
Michael Kirby mengatakan kepada para wartawan di New York, Selasa (29/10), bahwa pernyataan dari para saksi mata dan para penyintas begitu mengejutkan sehingga membuat para anggota komisi menangis. Komisi tersebut telah melakukan lebih dari 200 wawancara dengan para korban, saksi mata dan pakar dalam kunjungan ke Korea Selatan, Jepang, Thailand dan Inggris.
Penyiksaan, kekerasan seksual, tidak diberi makan, penahanan sewenang-wenang, penculikan warga asing, pemulangan para pengungsi ke tempat-tempat tahanan tertentu adalah sebagian dari pelanggaran hak asasi berat yang dirinci dalam laporan komisi tersebut untuk PBB.
Kirby, hakim Australia dengan 35 tahun pengalaman, mengatakan, komisi tersebut juga mendapat gambar satelit yang menunjukkan sedikitnya empat kamp penjara untuk tahanan politik di Korea Utara beroperasi penuh.
Pemerintah di Pyongyang mengecam penyelidikan hak asasi manusia oleh PBB itu dan menyebut para saksi mata sebagai pembohong.
Michael Kirby mengatakan kepada para wartawan di New York, Selasa (29/10), bahwa pernyataan dari para saksi mata dan para penyintas begitu mengejutkan sehingga membuat para anggota komisi menangis. Komisi tersebut telah melakukan lebih dari 200 wawancara dengan para korban, saksi mata dan pakar dalam kunjungan ke Korea Selatan, Jepang, Thailand dan Inggris.
Penyiksaan, kekerasan seksual, tidak diberi makan, penahanan sewenang-wenang, penculikan warga asing, pemulangan para pengungsi ke tempat-tempat tahanan tertentu adalah sebagian dari pelanggaran hak asasi berat yang dirinci dalam laporan komisi tersebut untuk PBB.
Kirby, hakim Australia dengan 35 tahun pengalaman, mengatakan, komisi tersebut juga mendapat gambar satelit yang menunjukkan sedikitnya empat kamp penjara untuk tahanan politik di Korea Utara beroperasi penuh.
Pemerintah di Pyongyang mengecam penyelidikan hak asasi manusia oleh PBB itu dan menyebut para saksi mata sebagai pembohong.