Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, Senin (25/6/2018) gagal memperoleh pendanaan baru yang signifikan karena badan itu menghadapi gangguan dalam program-programnya pasca pemangkasan anggaran secara besar-besaran oleh pemerintahan Trump.
Januari lalu pemerintah Trump memberitahu UN Relief and Works Agency for Palestinian Refugees (UNRWA) bahwa Amerika hanya akan menyumbangkan $60 juta dolar untuk anggaran program 2018, turun lebih dari $300 juta dibanding 2017.
“Menghadapi krisis pendanaan paling parah dalam sejarah kami ini, tidak ada waktu untuk bersikap pesimistis atau tidak tegas, kami bereaksi dengan cepat,” ujar Komisaris Jendral UNRWA, Pierre Krahenbuhl, kepada para donatur.
“Kami meluncurkan strategi multi-dimensi Januari lalu untuk memobilisasi dukungan, mempertahankan program-program kami di lapangan dan mencegah krisis kemanusiaan besar terjadi di kawasan yang tidak stabil ini,” tambahnya.
Setelah konferensi darurat negara-negara donor Maret lalu berhasil mengumpulkan $100 juta, dan tambahan dari Arab Saudi dan Qatar, yang masing-masing menyumbang $50 juta, badan itu masih membutuhkan $250 juta supaya program-programnya dapat membantu lebih dari 5,3 juta warga Palestina di seluruh Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon dan Suriah.
Para pendukung UNRWA mengingatkan bahwa penghentian atau gangguan layanan badan itu dapat menambah ketidakstabilan di wilayah yang sudah menghadapi konflik dan berada di jurang selamanya akan dilanda bertambah banyak konflik. [em/al]