Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan jutaan orang di dunia saat ini terkena dampak pertempuran di kota besar dan kecil, mulai dari Afghanistan hingga Libya, serta Suriah dan juga Yaman. Mereka semua menghadapi risiko besar untuk terbunuh atau terluka akibat konflik yang terjadi.
Ketika membuka forum di Dewan Keamanan tentang bagaimana melindungi warga sipil yang terjebak konflik perkotaan pada Selasa (25/1), Guterres mengatakan banyak korban mengalami cacat tubuh dan trauma psikologis yang parah seumur hidup akibat konflik tersebut.
Sebagai contoh, Guterres menggambarkan apa yang terjadi di Mosul, Irak. “Empat tahun setelah penghancuran 80 persen perumahan di kota itu, diperkirakan 300.000 orang masih mengungsi,” kata Guterres.
“Penggunaan senjata peledak di daerah perkotaan, terutama yang memiliki efek berjangkauan luas, membawa risiko tinggi dampak yang tidak pandang bulu. Warga sipil dapat menderita kerugian yang yang sangat besar baik segera setelah (konflik terjadi) maupun dalam jangka panjang. Infrastruktur air, listrik, dan sanitasi sering rusak. Layanan kesehatan sangat terganggu,” tambah Guterres.
Ia mendesak pihak-pihak yang berkonflik agar mengambil langkah untuk “meminimalkan kerugian pada pihak sipil.” [lt/ka]