Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

PBB: Kekeringan Akibat El Nino Sebabkan Krisis Kelaparan Terparah di Afrika Bagian Selatan

Warga desa sedang memompa air dari sumur bor di Mudzi, Zimbabwe, pada 2 Juli 2024, di tengah kekeringan berkepanjangan yang melanda Afrika bagian selatan akibat fenomena El Nino, menurut WFP. (Foto: AP)
Warga desa sedang memompa air dari sumur bor di Mudzi, Zimbabwe, pada 2 Juli 2024, di tengah kekeringan berkepanjangan yang melanda Afrika bagian selatan akibat fenomena El Nino, menurut WFP. (Foto: AP)

Sejumlah lembaga bantuan lainnya juga mengatakan bahwa kekeringan di Afrika selatan ini sangat parah. Lembaga bantuan Amerika Serikat, USAID, mengatakan pada  Juni bahwa kekeringan ini merupakan kekeringan yang paling parah dalam 100 tahun terakhir.

Kondisi kekeringan yang terjadi selama berbulan-bulan di Afrika bagian selatan akibat fenomena cuaca El Nino telah berdampak buruk pada lebih dari 27 juta orang dan menyebabkan krisis kelaparan terburuk di wilayah itu dalam beberapa dekade, kata badan pangan PBB pada Selasa (15/10).

Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa hal ini bisa menjadi “bencana manusia berskala besar”.

Lima negara – Lesotho, Malawi, Namibia, Zambia dan Zimbabwe – telah menyatakan status bencana nasional atas kondisi kekeringan dan kelaparan tersebut. WFP memperkirakan bahwa sekitar 21 juta anak di Afrika bagian selatan mengalami kekurangan gizi akibat gagal panen.

Puluhan juta orang di wilayah ini bergantung pada pertanian skala kecil yang diairi oleh hujan untuk memperoleh makanan dan untuk mendapatkan uang guna membeli kebutuhan.

James Tshuma, seorang petani di distrik Mangwe di Zimbabwe barat daya, berdiri di tengah ladang tanamannya yang mengering di tengah El Nino, di Zimbabwe, 22 Maret 2024. (Foto: AP)
James Tshuma, seorang petani di distrik Mangwe di Zimbabwe barat daya, berdiri di tengah ladang tanamannya yang mengering di tengah El Nino, di Zimbabwe, 22 Maret 2024. (Foto: AP)

Sebelumnya, sejumlah lembaga bantuan memperingatkan adanya potensi bencana pada akhir tahun lalu karena El Nino, yang terjadi secara alamiah, menyebabkan curah hujan di seluruh wilayah tersebut berada pada level di bawah rata-rata; sementara dampaknya diperburuk oleh pemanasan suhu yang terkait dengan perubahan iklim.

“Ini adalah krisis pangan terburuk dalam beberapa dekade terakhir,” kata juru bicara WFP Tomson Phiri. “Bulan Oktober di Afrika bagian selatan menandai dimulainya musim paceklik, dan setiap bulannya diperkirakan akan lebih buruk daripada bulan sebelumnya sampai panen tahun depan di bulan Maret dan April.”

“Pertanian gagal panen, ternak mati dan anak-anak beruntung bisa mendapatkan satu kali makan per hari.”

Lima negara yang menyatakan bencana kekeringan telah memohon bantuan internasional; sementara Angola di pantai barat Afrika dan Mozambik di pantai timur juga “terkena dampak yang parah,” kata Phiri, yang menunjukkan sejauh mana kekeringan telah melanda wilayah tersebut.

“Situasinya sangat mengerikan,” kata Phiri. Ia mengatakan bahwa WFP membutuhkan sekitar $369 juta untuk memberikan bantuan segera, tetapi baru menerima seperlima dari jumlah tersebut di tengah kekurangan sumbangan.

WFP telah mulai membantu dengan bantuan makanan dan “dukungan mendesak” lainnya atas permintaan berbagai pemerintah di wilayah tersebut, katanya.

Phiri mencatat bahwa krisis di Afrika Selatan terjadi ketika “kebutuhan global yang melonjak” dengan bantuan kemanusiaan yang juga sangat dibutuhkan di Gaza, Sudan, dan tempat-tempat lainnya.

Sejumlah lembaga bantuan lainnya juga mengatakan bahwa kekeringan di Afrika selatan ini sangat parah. Lembaga bantuan Amerika Serikat, USAID, mengatakan pada Juni bahwa kekeringan ini merupakan kekeringan yang paling parah dalam 100 tahun terakhir selama musim tanam Januari hingga Maret, yang memusnahkan sebagian besar tanaman dan makanan bagi jutaan orang.

El Nino, sebuah fenomena cuaca yang terjadi secara alamiah yang menghangatkan beberapa bagian Pasifik tengah, memiliki dampak yang berbeda pada cuaca di berbagai belahan dunia. El Nino terakhir terbentuk pada pertengahan tahun lalu dan berakhir pada bulan Juni.

Fenomena ini disalahkan, bersama dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan pemanasan lautan secara keseluruhan, atas terjadinya gelombang panas dan cuaca ekstrem selama 12 bulan.

Seorang pria mengambil air dari kolam untuk memberi minum anak sapinya di Matobo, Matabeleland, pada 10 Mei 2024. (Foto: AFP)
Seorang pria mengambil air dari kolam untuk memberi minum anak sapinya di Matobo, Matabeleland, pada 10 Mei 2024. (Foto: AFP)

Di Afrika bagian selatan, harga pangan meningkat tajam di banyak daerah yang terdampak kekeringan, sehingga menambah penderitaan. Kekeringan juga memiliki dampak buruk lainnya.

Zambia telah kehilangan sebagian besar listriknya dan mengalami pemadaman listrik selama berjam-jam, dan terkadang berhari-hari, karena negara ini sangat bergantung pada tenaga air dari Bendungan Kariba yang sangat besar.

Ketinggian air bendungan ini sangat rendah sehingga hampir tidak dapat menghasilkan listrik. Zimbabwe berbagi bendungan ini dan juga mengalami pemadaman listrik secara teratur.

Otoritas di Namibia dan Zimbabwe terpaksa membunuh satwa liar, termasuk gajah, untuk menyediakan daging bagi orang-orang yang kelaparan.

Para ilmuwan mengatakan bahwa Afrika sub-Sahara adalah salah satu bagian dunia yang paling rentan terhadap perubahan iklim karena ketergantungan yang tinggi pada pertanian tadah hujan dan sumber daya alam. Jutaan mata pencaharian di Afrika bergantung pada iklim, sementara negara-negara miskin tidak mampu mendanai upaya-upaya ketahanan iklim. [th/ab]

See all News Updates of the Day

Indonesia, Malaysia, Uni Eropa Rancang Panduan Aturan Deforestasi untuk Petani Kecil

Seorang petani kelapa sawit sedang membawa buah-buah sawit di sebuah perkebunan di Kampar, Riau, 18 Agustus 2018. (Foto: Wahyudi/AFP)
Seorang petani kelapa sawit sedang membawa buah-buah sawit di sebuah perkebunan di Kampar, Riau, 18 Agustus 2018. (Foto: Wahyudi/AFP)

Uni Eropa akan mewajibkan para pengimpor kedelai, daging sapi, kakao, kopi, minyak sawit, kayu, karet dan produk terkait untuk membuktikan rantai pasokan mereka tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dunia. Jika terbukti akan dikenakan denda yang besar.

Indonesia, Malaysia dan Uni Eropa akan merumuskan panduan praktis peraturan deforestasi Uni Eropa (EU deforestation rules /EUDR) untuk petani kecil pada November.

Hal itu disampaikan oleh kelompok antarpemerintah yang mewakili produsen minyak sawit mengatakan pada Jumat (11/10).

Komisi Eropa pada awal bulan ini mengusulkan penundaan penerapan EUDR, yang akan melarang impor komoditas yang terkait dengan deforestasi. Hal itu menyusul seruan dari industri dan pemerintah di seluruh dunia.

Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa UE, Indonesia, dan Malaysia akan bekerja sama dalam menghasilkan rekomendasi dan panduan praktis bagi petani kecil dan usaha kecil di sektor minyak sawit, kopi, karet, kayu, dan kakao. Panduan itu akan mempersiapkan para petani kecil dalam menghadapi EUDR.

CPOPC adalah organisasi antarpemerintah untuk negara-negara penghasil minyak sawit, termasuk produsen minyak sawit terbesar di dunia yaitu Indonesia, Malaysia dan Honduras.

EUDR akan mewajibkan perusahaan yang mengimpor kedelai, daging sapi, kakao, kopi, minyak sawit, kayu, karet dan produk terkait untuk membuktikan bahwa rantai pasokan mereka tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan dunia, atau akan dikenakan denda yang besar.

Sebelumnya, Indonesia mengatakan bahwa peraturan tersebut akan memberlakukan prosedur administratif yang memberatkan terhadap petani kecil dan mengecualikan mereka dari rantai pasokan global. [ft/pp]

Badai Milton Ganggu Perayaan 'Yom Kippur' Warga Yahudi di Florida

Sebuah mobil terendam banjir di depan sebuah rumah setelah badai Milton di Tampa, Florida, 10 Oktober 2024.
Sebuah mobil terendam banjir di depan sebuah rumah setelah badai Milton di Tampa, Florida, 10 Oktober 2024.

Banyak orang Yahudi di seluruh dunia akan merayakan Yom Kippur dengan berpuasa dan berdoa di sinagoge mereka akhir pekan ini.

Namun bagi umat Yahudi di Florida, Badai Milton yang dahsyat telah mengacaukan rencana untuk merayakan Hari Penebusan Dosa, hari paling suci dalam setahun dalam kepercayaan Yahudi. Perayaan Yom Kippur tahun ini dimulai pada Jumat (11/10) malam dan menutup rangkaian perayaan Hari Raya Suci yang dimulai sejak peringatan Rosh Hashana pada 2 Oktober.

Di seluruh wilayah yang terancam badai, para rabi dan jemaah mereka menghabiskan sebagian dari the Days of Awe (Hari-hari Kekaguman) — rentang waktu antara Rosh Hashana dan Yom Kippur — untuk melindungi rumah dan sinagoge mereka saat Milton yang melanda lepas pantai, berubah menjadi badai Kategori 5. Banyak — meskipun tidak semua warga— mengungsi, mematuhi perintah sukarela dan wajib, dan menemukan tempat penyimpanan yang aman untuk gulungan Taurat sinagoge dan diri mereka sendiri.

Milton menghantam Pantai Teluk Florida pada Rabu (9/10) sebagai siklon Kategori 3, dengan angin kencang yang merusak, hujan lebat, dan tornado. Pada Kamis (10/10), badai telah bergerak ke arah timur menuju Samudra Atlantik.

Rabi Ini Memutuskan Tidak Mengungsi

Rabbi Yitzchok Minkowicz mengevakuasi sebagian besar keluarganya sebelum badai. Namun, dia memilih untuk bertahan bersama putranya, yang juga seorang rabi, di Chabad Lubavitch di Florida Barat Daya dekat Fort Myers. Fasilitas tersebut menampung orang-orang yang mengungsi akibat badai, termasuk dokter, responden pertama, dan lansia yang tidak dapat mengungsi.

Penting untuk "bersama masyarakat dan untuk masyarakat," dan memberikan dukungan emosional dan spiritual, katanya saat badai mendekat.

Hujan deras mengguyur sebuah jalan di Tampa, Florida saat Badai Milton melintas, 9 Oktober 2024. (Foto: Rebecca Blackwell/AP Photo)
Hujan deras mengguyur sebuah jalan di Tampa, Florida saat Badai Milton melintas, 9 Oktober 2024. (Foto: Rebecca Blackwell/AP Photo)

Menjelang tengah malam Kamis (10/10), aliran listrik di pusat Chabad dan seluruh lingkungan padam, kata Minkowicz, dan mereka menjadi segelintir dari jutaan orang yang tidak mendapatkan aliran listrik. Fasilitas itu terhindar dari gelombang badai, tetapi rumah-rumah dan bangunan lain di daerah itu tidak, katanya.

"Kebutuhan mendesak kami adalah listrik agar kami dapat membantu masyarakat kami dan menyelenggarakan kebaktian Yom Kippur," kata Minkowicz kepada The Associated Press melalui email pada Kamis. "Kami berdoa agar masalah ini segera teratasi."

Pusat itu berencana untuk menyelenggarakan perayaan Yom Kippur terlepas dari badai yang ada. Ia mengatakan hal yang sama terjadi dua tahun lalu, ketika hari raya itu diadakan setelah badai besar, Ian.

"Yom Kippur adalah hari ketika Anda membuka jiwa Anda kepada Tuhan dan Anda benar-benar terhubung dengan Tuhan," kata Minkowicz. "Ketika Anda melewati badai, hal-hal yang bersifat material tidak penting. Mereka sudah berada di zona di mana mereka benar-benar berfokus kepada Tuhan."

Jemaat Beth Am di wilayah Teluk Tampa juga mengalami 'pemadaman listrik' dan berencana untuk menyelenggarakan kebaktian Yom Kippur secara daring, kata Rabi Jason Rosenberg dari sinagoge Reform.

"Penting untuk tetap bersikap objektif. Menggelar kebaktian daring bukanlah hal yang diinginkan siapa pun, tetapi bisa jadi jauh lebih buruk," katanya. "Ini terasa seperti berkat."

Badai tersebut menekankan salah satu refleksi tahunan Yom Kippur.

Sebuah pertanyaan tersirat, katanya sebelum badai Milton menghantam kawasan tersebut, "Jika ini akan menjadi tahun terakhir Anda di Bumi, apa yang akan Anda lakukan secara berbeda? ... Ketika Anda menghadapi badai bersejarah, badai yang berpotensi mengancam jiwa dan mengubah hidup Anda, pesan itu benar-benar hadir."

Milton Halangi Peringatan Yom Kippur dan 7 Oktober

Seperti kebanyakan jemaatnya, Rabi Nicole Luna telah dievakuasi setelah membantu mengamankan Kuil Beth El di Fort Myers, dan mempercayakan beberapa gulungan Taurat kepada jemaat jika gelombang badai yang mengancam menghancurkan sinagoge.

Ketika jemaat menghadapi Badai Irma pada 2017 dan Badai Ian pada 2022, waktu terjadinya Milton sangat berat, karena telah memaksa penundaan peringatan setahun serangan Hamas atas Israel 7 Oktober 2023. Perang yang saat ini masih terus berlangsung.

"Rasanya terlalu berat hati kami untuk menanggung beban saat ini," kata Luna dari Miami menjelang badai. "Semuanya sangat berat."

Setelah badai berlalu, Luna memberi tahu jemaatnya bahwa sinagoge mereka tidak rusak, meskipun listrik padam.

Ia mengumumkan rencana untuk mengadakan kebaktian melalui Zoom pada Jumat (11/10) malam, dan kebaktian tatap muka pada Sabtu (12/10).

"Kami berharap lampu lalu lintas akan kembali menyala pada Sabtu, tetapi silakan datang hanya kalau Anda yakin dapat berkendara dengan aman (sampai di tempat ini)," pesannya.

Luna mengatakan dia bersyukur atas "dukungan besar" yang dia terima dari sesama rabi di Pantai Timur Florida, yang membuka kuil mereka untuk liburan bagi para pengungsi. Mereka juga menekankan bahwa mereka dapat datang apa adanya, karena hanya sedikit yang mengambil "pakaian yang sesuai untuk liburan" dalam upaya melarikan diri dari amukan Milton.

Chabad of Southwest Broward dekat Fort Lauderdale menampung beberapa pengungsi dari daerah yang paling terdampak badai, mulai dari seorang ibu dengan bayinya yang baru lahir hingga pasangan lansia, kata direktur Rabbi Pinny Andrusier. Mereka diundang untuk menghabiskan Yom Kippur bersama kelompok yang berbasis di Cooper City, termasuk berbagi makanan halal sebelum dan sesudah hari puasa.

"Kami selamat, syukurlah," kata Andrusier tentang badai tersebut. "Kami dapat membuka pintu kami" bagi mereka yang berada di zona badai.

Sinagoge Batal Gelar Yom Kippur

Ratusan keluarga Yahudi di Longboat Key, pulau penghalang di lepas Teluk Sarasota, tidak akan dapat merayakan Yom Kippur di sinagoge mereka untuk pertama kalinya dalam 45 tahun sejarah mereka, kata Shepard Englander, CEO Federasi Yahudi Sarasota-Manatee.

Akses ke pulau tersebut, khususnya John Ringling Causeway, ditutup sebelum badai. Jemaat memutuskan tidak ada gunanya menggelar kebaktian "Hari Penebusan Dosa' di tengah risiko hantaman badai Milton. Mereka telah merayakan Rosh Hashana di gedung mereka meskipun sejumlah rumah di dekatnya rusak akibat Badai Helene, yang melanda daratan bulan lalu.

Englander mengatakan dia dan keluarganya dievakuasi dari rumah mereka di tepi sungai di luar Sarasota dan berlindung di rumah seorang teman di pedalaman. Dari sana, ia berusaha memastikan anggota masyarakat dari Longboat Key dan kuil-kuil lain yang tidak akan mengadakan kebaktian dapat berdoa dan berbuka puasa Yom Kippur di pusat konferensi yang baru dibangun di Sarasota dengan makanan seperti blintzes, bagel, krim keju, dan salmon asap.

Menjelang badai, orang-orang tersebar di wilayah tersebut di tempat penampungan darurat atau tinggal bersama keluarga atau teman, kata Englander.

"Di masa-masa sulit, Anda benar-benar memahami kekuatan komunitas," katanya. "Dan ini adalah komunitas Yahudi yang peduli, erat, dan murah hati." [es/ft]

Badai Milton Amuk Florida dan Tewaskan Sedikitnya 4 Orang, Kini Menuju Samudra Atlantik

Sebuah rumah setelah dihantam tornado pembangunan The Preserve saat Badai Milton bergerak melintasi Florida, di Wellington, Florida, AS, 10 Oktober 2024. (Greg Lovett/Palm Beach Post/USA Today Network via REUTERS)
Sebuah rumah setelah dihantam tornado pembangunan The Preserve saat Badai Milton bergerak melintasi Florida, di Wellington, Florida, AS, 10 Oktober 2024. (Greg Lovett/Palm Beach Post/USA Today Network via REUTERS)

Badai Milton bergerak menuju Samudra Atlantik setelah mengamuk di Florida, Kamis (10/10) menerjang berbagai kota dengan angin dan hujannya yang ganas, serta memicu serangkaian tornado. Sedikitnya empat orang tewas akibat Milton, menambah penderitaan warga usai diterjang Badai Helene dua minggu lalu.

Badai Milton tidak menerjang langsung Kota Tampa, yang padat penduduk, seperti diprediksi. Badai itu bergerak ke selatan pada jam-jam terakhir sebelum akhirnya mendarat di Kota Siesta Key, yang terletak 112 kilometer di selatan Tampa, sebagai badai Kategori 3, Rabu (9/10) malam. Meskipun menyebabkan banyak kerusakan dan kemungkinan air akan terus menggenang selama berhari-hari ke depan, Gubernur Florida Ron DeSantis menyebut Badai Milton tidak menimbulkan “skenario terburuk” saat melintas.

Gelombang badai mematikan yang dikhawatirkan menerjang Tampa tampaknya tidak terjadi, meski situasi di daerah itu masih dalam keadaan darurat besar. Badai itu membawa curah hujan hingga 45 sentimeter ke beberapa tempat di daerah Tampa dan St. Petersburg.

DeSantis mengatakan, gelombang badai terburuk akibat Milton tampaknya terjadi di Sarasota County, di mana ketinggian air mencapai 2,5 hingga 3 meter – lebih rendah dari gelombang badai terburuk akibat Badai Helene. “Kami akan memahami lebih baik cakupan kerusakan dalam beberapa hari ke depan,” ungkapnya. “Badai yang terjadi sungguh besar, tapi syukurnya bukan skenario yang terburuk.”

Regu penyelamat berupaya menyelamatkan warga yang terdampak banjir akibat Badai Milton di kompleks apartemen lantai dua di Clearwater, Florida, 10 Oktober 2024. (Bryan R. SMITH / AFP)
Regu penyelamat berupaya menyelamatkan warga yang terdampak banjir akibat Badai Milton di kompleks apartemen lantai dua di Clearwater, Florida, 10 Oktober 2024. (Bryan R. SMITH / AFP)

Kamis pagi, pejabat setempat menegaskan kembali pesan mereka bahwa bahaya belum usai: peringatan gelombang badai dikeluarkan di sebagian besar pesisir timur-tengah Florida dan ke utara negara bagian Georgia. Peringatan badai tropis juga masih berlaku di sepanjang pesisir menuju negara bagian South Carolina.

Para pejabat dari daerah-daerah paling terdampak di Florida, yaitu di Hillsborough, Pinellas, Sarasota dan Lee, mendesak warga untuk bertahan di rumah, memperingatkan mereka akan kabel-kabel listrik yang tumbang, pepohonan yang menghalangi jalan dan jembatan, hingga banjir yang menggenang.

“Kami akan beri tahu jika situasinya cukup aman untuk Anda keluar,” kata Sheriff Hillsborough Chad Chronister yang menaungi Tampa melalui unggahan Facebook.

Badai itu memutus aliran listrik ke sebagian besar wilayah Florida, di mana lebih dari 3,2 juta rumah dan tempat usaha terdampak, menurut poweroutage.us, yang melacak kondisi utilitas.

Atap Tropicana Field, stadion yang menjadi tuan rumah tim baseball Tampa Bay Rays di Sr. Petersburg, robek berkeping-keping akibat embusan angin dahsyat. Belum jelas apakah terdapat kerusakan di bagian dalam stadion. Beberapa derek juga tumbang dalam badai, menurut badan layanan cuaca setempat.

Gambar drone menunjukkan kubah Tropicana Field yang hancur akibat Badai Milton di St. Petersburg, Florida, 10 Oktober 2024. (Bryan R. SMITH / AFP)
Gambar drone menunjukkan kubah Tropicana Field yang hancur akibat Badai Milton di St. Petersburg, Florida, 10 Oktober 2024. (Bryan R. SMITH / AFP)

Penduduk St. Petersburg juga tidak dapat mengakses air keran karena layanan yang dipadamkan usai terjadi kebocoran besar. Wali Kota Ken Welch mengatakan kepada warga untuk bersiap menghadapi pemadaman listrik yang lama dan kemungkinan dimatikannya sistem pembuangan limbah.

Sebelum Badai Milton mendarat di Florida, hujan lebat dan sejumlah tornado mengoyak beberapa wilayah di sisi selatan Florida pada Rabu pagi, seiring memburuknya kondisi pada hari itu.

Spanish Lakes Country Club di dekat Fort Piece, pesisir Florida yang berbatasan dengan Samudra Atlantik, terdampak parah, di mana rumah-rumah hancur dan beberapa warga tewas.
Empat orang tewas akibat tornado di sana, kata Kantor Sheriff St. Lucie County.

Sekitar 125 rumah hancur sebelum badai mendarat, banyak di antaranya berupa rumah bergerak di lingkungan permukiman warga lanjut usia, kata Kevin Guthrie, direktur Divisi Manajemen Kedaruratan Florida.

Setelah sekitar 90 menit mendarat, Milton melemah menjadi badai Kategori 2. Pada Kamis dini hari, badai itu semakin melemah menjadi badai Kategori 1 dengan kecepatan angin maksimal 135 kilometer per jam, sebelum akhirnya meninggalkan Florida di dekat daerah Canaveral.

Badai itu menerjang Florida setelah dua minggu yang lalu Badai Helene menyebabkan banjir yang merendam jalanan dan rumah-rumah warga di Florida barat, serta menewaskan sedikitnya 230 orang di sisi selatan Amerika Serikat.

Kawasan Siesta Key, Florida, terendam banjir akibat Badai Milton, 10 Oktober 2024. (Miguel J. Rodriguez Carrillo / AFP)
Kawasan Siesta Key, Florida, terendam banjir akibat Badai Milton, 10 Oktober 2024. (Miguel J. Rodriguez Carrillo / AFP)

Di banyak titik di sepanjang daerah pesisir, pemerintah setempat bergegas mengumpulkan dan membuang puing-puing akibat Badai Helene, sebelum Badai Milton mendarat dan gelombang badainya dapat membuat puing-puing itu menjadi objek yang merusak, yang bisa memperparah dampaknya.

Gubernur Ron DeSantis sebelumnya menyebutkan penerjunan banyak sumber daya, termasuk 9.000 anggota Garda Nasional dari Florida dan negara bagian lainnya; lebih dari 50.000 pekerja utilitas, bahkan yang berasal dari California; hingga mobil-mobil patroli jalan bebas hambatan yang mengawal truk-truk pengangkut bahan bakar minyak untuk memasok bensin bagi warga yang mengevakuasi diri.

“Sayangnya, akan ada korban jiwa. Saya rasa itu tidak terhindarkan,” kata DeSantis.

Pihak berwenang menerbitkan perintah evakuasi wajib di 15 daerah di Florida yang menjadi rumah bagi 7,2 juta penduduk. Di Orlando, Walt Disney World, Universal Orlando dan Sea World masih ditutup hari Kamis.

Lebih dari 60 persen stasiun pengisian bahan bakar di Tampa dan St. Petersburg kehabisan pasokan gas Rabu malam, menurut GasBuddy, meski DeSantis sempat menyebut pasokan aman.

Pejabat setempat memperingatkan siapa pun yang memutuskan untuk tinggal, agar dapat menjaga diri sendiri, karena petugas penyelamat tidak diharapkan dapat membahayakan nyawa mereka sendiri untuk berusaha mengevakuasi warga ketika badai melanda. [rd/ab]

IEA: Energi Terbarukan Tak akan Capai Target 3 Kali Lipat Kapasitas Pada 2030

Proyek pembangkit listrik tenaga surya, Centinela Solar Energy di Imperial County, California. (Foto: Business Wire)
Proyek pembangkit listrik tenaga surya, Centinela Solar Energy di Imperial County, California. (Foto: Business Wire)

Agar kapasitas dunia meningkat tiga kali lipat, pemerintah perlu mengintensifkan upaya untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.

Sumber energi terbarukan diperkirakan akan memenuhi hampir setengah dari seluruh kebutuhan listrik pada akhir dekade ini. Namun masih belum mencapai target Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan kapasitas hingga tiga kali lipat guna mengurangi emisi karbon, menurut laporan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), Rabu (9/10).

Menurut IEA dalam laporannya "IEA Renewables 2024", dunia akan menambah lebih dari 5.500 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan antara saat ini hingga 2030, hampir tiga kali lipat peningkatan antara 2017 dan 2023.

IEA mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut setara dengan gabungan kapasitas listrik China, Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat saat ini. Namun, jumlah penambahan itu tidak cukup untuk memenuhi target yang ditetapkan pada konferensi iklim COP28 PBB.

Agar kapasitas dunia meningkat tiga kali lipat, pemerintah perlu mengintensifkan upaya untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.

IEA mengatakan hal tersebut memerlukan pembangunan dan modernisasi jaringan listrik sepanjang 25 juta kilometer dan mencapai kapasitas penyimpanan sebesar 1.500 GW pada 2030.

Panel surya (PV) diperkirakan akan menyumbang 80 persen dari pertumbuhan kapasitas energi terbarukan pada 2030. Sektor pembangkit listrik tenaga angin juga diperkirakan akan pulih dan laju ekspansinya akan meningkat dua kali lipat pada 2030 dibandingkan dengan 2017-2023.

Kapasitas produksi tenaga surya global diperkirakan akan mencapai lebih dari 1.100 GW pada akhir 2024, lebih dari dua kali lipat perkiraan permintaan pada saat itu. Pasokan yang berlimpah tersebut, tidak hanya membantu menurunkan harga modul surya, tetapi juga menyebabkan banyak produsen mengalami kerugian finansial yang besar, tambah laporan itu.

Meskipun target PBB tersebut merupakan sebuah tantangan, pemerintah negara-negara di seluruh dunia berhasil mencapai tujuan mereka. Sebanyak 70 negara, yang menguasai 80 persen kapasitas energi terbarukan global, diperkirakan mencapai atau melampaui target energi terbarukan mereka pada 2030.

“Energi terbarukan bergerak lebih cepat dari target yang ditetapkan pemerintah,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

“Hal ini terutama didorong tidak hanya oleh upaya untuk menurunkan emisi atau meningkatkan keamanan energi: hal ini semakin meningkat karena energi terbarukan saat ini menawarkan pilihan termurah untuk menambah pembangkit listrik baru di hampir semua negara di dunia.” [ft/es]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG