Kepala bagian politik PBB mengutarakan kekhawatiran akan peningkatan pertempuran di Ukraina timur, dan mengatakan serangan roket baru-baru ini di sana sengaja ditujukan terhadap kaum sipil, yang merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan.
Jeffrey Feltman mengatakan dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB Senin (26/1), bahwa serangan artileri hari Sabtu terhadap kota pelabuhan Mariupol yang dikuasai pemerintah datang dari daerah yang dikuasai pemberontak dan dengan menyadari sasarannya adalah penduduk sipil.
Ia juga mendesak Rusia untuk menggunakan pengaruhnya di antara pemberontak separatis agar menghentikan pertempuran.
Duta Besar Amerika untuk PBB, Samantha Power, menuduh Rusia berusaha merebut wilayah lagi, dan mengatakan Rusia sedang berusaha membodohi masyarakat internasional dengan menyalahkan pemerintah Ukraina atas peningkatan kekerasan.
Sebelumnya Senin, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengutuk apa yang disebutnya “peningkatan tajam kekerasan” oleh separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur dan menolak klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa tentara Ukraina adalah pasukan NATO.
Setelah rapat luar biasa Komisi Ukraina NATO yang diadakan di Brussels atas permohonan pemerintah Ukraina, Stoltenberg mengatakan “serangan membabi-buta” seperti serangan roket hari Sabtu terhadap Mariupol, yang menewaskan 30 orang sipil dan melukai kira-kira 100 orang, “tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima.”