Para pejabat PBB mengkhawatirkan keselamatan ribuan keluarga yang mungkin terperangkap di Fallujah, ketika pasukan Irak memulai serangan untuk merebut kembali kota itu dari militan ISIS.
"Karena serangan artileri telah dimulai, kita menyadari banyak warga sedang berusaha keras mengungsi," kata Lise Grande, Koordinator Bidang Kemanusiaan PBB, kepada VOA.
Grande mengatakan kira-kira 30 keluarga, terdiri dari 100 orang lebih, telah berhasil mengungsi tanggal 21 Mei sebelum serangan udara dimulai.
Lainnya dilaporkan tewas ketika berusaha mengungsi.
Orang-orang yang berusaha mengungsi melalui jalur evakuasi yang telah dianjurkan oleh tentara Irak. Kira-kira10 ribu keluarga, atau kira-kira 50 ribu orang diyakini masih terperangkap di dalam kota itu, terkepung antara pasukan Irak dan gerilyawan ISIS.
"Kami sangat khawatir bahwa warga sipil akan tewas akibat serangan udara, artileri dan baku tembak," kata Grande, berbicara lewat telepon dari Istanbul di mana dia menghadiri KTT Kemanusiaan Dunia. "Kami juga mendapat laporan dari orang-orang dilapangan, bahwa para warga sipil dilarang meninggalkan kota dan kini digunakan sebagai perisai manusia. Ini jelas-jelas tidak dapat dibiarkan."
Perwakilan PBB di Irak telah memperingatkan memburuknya kondisi kemanusiaan di kota itu, di mana penduduknya tidak mampu mendapatkan barang-barang pokok. Bantuan belum mencapai kota itu sejak bulan Desember, akibat jalur pasokan diputuskan oleh pasukan Irak dan kelompok-kelompok bersenjata.
"Para warga menghadapi kekurangan akut bahan makanan dan obat-obatan dan barang-barang penting lainnya," kata asisten perwakilan UNHCR di Irak, Leila Jane Nassif, hari Senin. [zb/ii]