Setelah jeda pendek, pemerintahan Presiden Bashar Al Assad yang didukung sekutunya – Rusia – sejak satu minggu lalu kembali menyerang bagian timur Aleppo secara membabibuta. Sejak itu rumah-rumah sakit, sekolah dan infrastruktur masyarakat lain di kota itu digempur tanpa ampun.
Juru bicara Badan PBB Urusan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan (UNOCHA) Jens Laerke mengatakan dampak yang dirasakan sekitar 275 ribu warga sipil di bagian timur Aleppo itu sangat dahsyat.
“Benar-benar memilukan dan tidak bisa diterima menyaksikan apa yang terjadi melalui televisi, yang menyiarkan langsung apa yang mungkin bisa disebut sebagai kejahatan perang di bagian timur Aleppo. Kita membutuhkan tokoh politik dan orang di lapangan untuk menciptakan situasi yang membuat kita bisa menerapkan rencana PBB,” ungkap Laerke.
Rencana itu menyerukan jeda kemanusiaan sehingga konvoi-konvoi bantuan PBB bisa mengirim makanan, obat-obatan dan kebutuhan kemanusiaan penting lain yang sangat dibutuhkan kepada warga yang terperangkap di bagian timur Aleppo.
Rencana itu juga menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk memberikan kesempatan kepada PBB untuk mengevakuasi orang-orang yang luka dan sakit – bersama keluarga mereka – sehingga bisa mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan.
Sementara, juru bicara badan PBB urusan HAM Rupert Colville menyebut situasi di bagian timur Aleppo itu mengerikan. Ia mengatakan tidak ada keraguan bahwa kejahatan perang dilakukan oleh semua pihak di Suriah.
“Saya telah bekerja dalam bidang ini selama 23-24 tahun. Kecuali genosida di Rwanda, saya tidak melihat situasi yang lebih buruk dibanding Suriah. Orang tewas secara mengerikan setiap hari. Penyiksaan terjadi secara meluas. Juga penahanan masal. Ribuan orang hilang. Korban jiwa jumlahnya sangat besar. Sedemikian besarnya hingga tidak ada lagi yang tahu berapa jumlah yang pasti,” keluhnya.
Meskipun warga yang tinggal di bagian timur Aleppo yang dikuasai pemberontak mengalami dampak yang paling berat dalam perang ini, PBB mengatakan warga yang tinggal di bagian barat Aleppo yang dikuasai pemerintah juga menghadapi serangan artileri yang dilancarkan secara tidak pandang bulu oleh pemberontak.
Colville menambahkan, puluhan warga sipil di Aleppo bagian barat tewas setiap minggu, dan sebagaimana warga di bagian timur kota itu, mereka juga membutuhkan perlindungan. [em/ds]