Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan bahwa PBB telah mengembangkan rencana tanggap darurat di Aleppo setelah pekan lalu ia memohon gencatan sementara pertempuran demi kemanusian selama setidaknya 48 jam agar PBB dapat memberi bantuan ke kota yang terkepung itu.
De Mistura, Sabtu (27/8) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ini adalah "contoh inisiatif yang bertujuan mengatur gencatan pertempuran mingguan demi bantuan kemanusiaan" dan "tidak boleh ada pertempuran di daerah yang berdekatan atau di sekitar kawasan gencatan."
Federasi Rusia telah mengkonfirmasi bahwa mereka siap memastikan kepatuhan terhadap rencana tanggap kemanusiaan PBB dan bekerja sama dengan pemerintah Suriah tentang masalah ini, dalam pernyataannya.
Upaya terus belanjut, terutama oleh Amerika dan anggota lainnya dalam Satuan Tugas Kemanusiaan, untuk memastikan semua pihak yang terlibat berkomitmen untuk menjalankan rencana bantuan kemanusiaan PBB.
Bantuan ini siap dikirim selama gencatan pertempuran demi kemanusiaan yang ditujukan kepada hingga 80 ribu orang di Aleppo Timur dan juga untuk orang-orang yang memerlukan di Aleppo Barat, menurut pernyataan PBB. PBB juga akan berusaha memperbaiki jaringan listrik yang melayani 1,8 juta orang.
Sedikitnya 15 warga sipil tewas, Sabtu (27/8) dalam serangan bom rumpun oleh helikopter yang diduga milik pemerintah Suriah di sebuah distrik yang dikuasai pemberontak di Aleppo.
Syrian Observatory for Human Rights yang berkantor di Inggris mengatakan pesawat pemerintah telah menjatuhkan dua bom rumpun selang beberapa menit di distrik Maadi di Aleppo timur.
Menurut organisasi itu, bom itu jatuh di dekat sebuah tenda di mana orang-orang sedang berkabung atas korban yang tewas akibat serangan bom rumpun hari Kamis di wilayah Bab al-Nayrab, di mana 15 orang, diantaranya 11 anak-anak, tewas.
Hanya pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, yang melakukan operasi helikopter di atas kota Aleppo, kata organisasi tersebut. Pemerintah Suriah membantah menggunakan bom rumpun. [zb]