Pejabat tinggi urusan HAM PBB, Navi Pillay mengatakan kepada para wartawan Kamis (31/7), Israel telah menyerang rumah-rumah, sekolah-sekolah, rumahsakit-rumahsakit dan tempat-tempat PBB, yang jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum internasional, dan menambahkan bahwa masyarakat internasional tidak bisa membiarkan tindakan tidak bertanggungjawab itu terus berlangsung.
Ia juga mengutuk Hamas karena menembakkan roket secara membabi buta ke Israel dan karena menggunakan tempat-tempat PBB sebagai tempat penyimpanan senjata.
Meski ada kecaman dari PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pasukan negaranya akan menghancurkan jaringan terowongan yang digunakan militan untuk melintasi perbatasan, “dengan atau tanpa gencatan senjata.”
Seorang pejabat pertahanan hari Rabu mengatakan pasukan Israel “tinggal beberapa hari lagi” menyelesaikan penghancuran seluruh terowongan yang digunakan Hamas. Israel menyebut terowongan-terowongan itu sebagai fokus utama operasinya di Jalur Gaza.
Sementara itu, berbicara di India hari Kamis, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan "belum ada kepastian” dari perundingan gencatan senjata antara Israel dan militan di Jalur Gaza, tetapi Amerika tetap berharap kesepakatan itu dapat dicapai.
Israel memulai ofensif itu pada 8 Juli untuk menanggapi penembakan roket oleh militan dari Gaza. Sejak itu, konflik di sana telah menewaskan lebih dari 1.300 orang di wilayah Palestina itu, serta 56 tentara dan 3 warga Israel.