Jumlah warga sipil Afghanistan yang terbunuh terkait kekerasan yang berhubungan dengan konflik di negara itu, naik 25 persen tahun lalu, mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 2009, menurut sebuah laporan baru PBB yang dirilis hari Rabu.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) menyebutkan, pertempuran telah membunuh 3.699 warga sipil dan melukai 6.849 lainnya, termasuk jumlah kematian yang tinggi di kalangan wanita dan anak-anak.
Laporan tadi mengungkapkan, hal itu disebabkan bertambahnya pertempuran darat dengan menggunakan mortir, roket dan granat di daerah-daerah padat penduduk. Disebutkan pula, karena kian seringnya serangan-serangan bunuh diri dan para penyerang yang menggunakan bom-bom rakitan sendiri.
Faktor lain adalah ditarik mundurnya pasukan tempur internasional, yang menyerahkan tanggungjawab keamanan Afghanistan sepenuhnya kepada pasukan keamanan negara itu pada tahun 2014.
Laporan tadi menyebut Taliban dan pemberontak-pemberontak lain sebagai penyebab kematian 72 persen rakyat sipil dalam tahun 2014, sementara 14 persen kematian dipersalahkan kepada pasukan Afghanistan dan pasukan internasional.