Seorang pejabat AS memperingatkan para politisi Lebanon hari Senin (23/9), bahwa sanksi AS pada masa depan akan menarget pihak mana pun yang dicurigai memberikan dukungan "materi" kepada gerakan Hizbullah yang didukung Iran, kata sebuah sumber Lebanon kepada AFP.
Asisten Menteri Keuangan untuk Mencegah Pendanaan Teroris, Marshall Billingslea bertemu dengan Perdana Menteri Saad Hariri dan Ketua Parlemen Nabih Berri dalam kunjungan dua hari ke Lebanon, Senin.
Dalam pertemuan itu, Billingslea memperingatkan bahwa sanksi AS dapat menjangkau lebih jauh dari afiliasi langsung Hizbullah, menurut sumber yang hadir dalam pembicaraan itu.
"AS akan mengenakan sanksi kepada kelompok mana pun yang memberikan dukungan kepada Hizbullah, baik pasokan senjata ataupun uang," kata sumber itu mengutip pernyataan Billingslea.
Tetapi sanksi itu "tidak akan menarget kelompok yang terkait dengan Hizbullah secara politik," tambahnya, meredakan kekhawatiran bahwa sekutu-sekutu politik kelompok itu, termasuk Gerakan Patriotik Bebas Presiden Michel Aoun dan Gerakan Amal Berri, dapat menjadi sasaran.
Selain mempertahankan kekuatan paramiliter besar yang telah berjuang melawan pemberontak Suriah dan Israel, Hizbullah adalah kekuatan politik utama di Lebanon.
Gerakan yang didukung Iran itu menjadi kelompok teroris yang menjadi sasaran AS sejak 1997 dan berjuang bersama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara. (ps/ii)