Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel hari Rabu (18/9) mengatakan, para pejabat tidak melihat “red-flags” atau tanda-tanda bahaya pada Aaron Alexis – penembak di markas Angkatan Laut di Navy Yard, Washington DC.
Alexis menembak mati 12 orang sebelum ditembak mati oleh polisi di fasilitas Angkatan Laut itu hari Senin (16/9).
Hagel mengatakan ada begitu banyak tanda bahaya dalam masalah-masalah hukum yang dihadapi Alexis sebelumnya, selain penyakit jiwa yang dideritanya. Ia menambahkan pertanyaan yang harus dijawab adalah mengapa tanda-tanda bahaya ini terlewat sehingga Alexis memperoleh kartu pengenal yang mengijinkannya masuk ke dalam kompleks Navy Yard.
Hagel juga memerintahkan kajian keamanan terhadap semua fasilitas militer Amerika di seluruh dunia. Ia menambahkan “di mana ada lubang-lubang, kita tutup”.
Aaron Alexis ditangkap dalam dua insiden penembakan sebelumnya pada tahun 2004 dan 2010. Beberapa kali ia disebut melakukan tindakan tidak terpuji semasa berdinas selama empat tahun di Angkatan Laut, yang berakhir tahun 2011.
Alexis juga mengklaim mendengar suara-suara aneh dan sedang menjalani perawatan kesehatan mental di Rumah Sakit Tentara Amerika, tetapi tanda pengenal yang dimilikinya tidak diambil.
Tanda pengenal ini membuatnya bisa dipekerjakan sebagai spesialis teknologi informasi oleh sebuah kontraktor swasta untuk Departemen Pertahanan.
Motiv penembakan di Navy Yard yang dilakukan Alexis masih belum diketahui.
Aksi kekerasan hari Senin itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian penembakan massal di Amerika. Dalam wawancara dengan jaringan televisi berbahasa Spanyol “Telemundo”, Presiden Barack Obama menyerukan Kongres untuk menyetujui langkah-langkah pengawasan senjata api yang baru, untuk mencegah jatuhnya senjata api ke tangan orang-orang yang sakit jiwa.
Alexis menembak mati 12 orang sebelum ditembak mati oleh polisi di fasilitas Angkatan Laut itu hari Senin (16/9).
Hagel mengatakan ada begitu banyak tanda bahaya dalam masalah-masalah hukum yang dihadapi Alexis sebelumnya, selain penyakit jiwa yang dideritanya. Ia menambahkan pertanyaan yang harus dijawab adalah mengapa tanda-tanda bahaya ini terlewat sehingga Alexis memperoleh kartu pengenal yang mengijinkannya masuk ke dalam kompleks Navy Yard.
Hagel juga memerintahkan kajian keamanan terhadap semua fasilitas militer Amerika di seluruh dunia. Ia menambahkan “di mana ada lubang-lubang, kita tutup”.
Aaron Alexis ditangkap dalam dua insiden penembakan sebelumnya pada tahun 2004 dan 2010. Beberapa kali ia disebut melakukan tindakan tidak terpuji semasa berdinas selama empat tahun di Angkatan Laut, yang berakhir tahun 2011.
Alexis juga mengklaim mendengar suara-suara aneh dan sedang menjalani perawatan kesehatan mental di Rumah Sakit Tentara Amerika, tetapi tanda pengenal yang dimilikinya tidak diambil.
Tanda pengenal ini membuatnya bisa dipekerjakan sebagai spesialis teknologi informasi oleh sebuah kontraktor swasta untuk Departemen Pertahanan.
Motiv penembakan di Navy Yard yang dilakukan Alexis masih belum diketahui.
Aksi kekerasan hari Senin itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian penembakan massal di Amerika. Dalam wawancara dengan jaringan televisi berbahasa Spanyol “Telemundo”, Presiden Barack Obama menyerukan Kongres untuk menyetujui langkah-langkah pengawasan senjata api yang baru, untuk mencegah jatuhnya senjata api ke tangan orang-orang yang sakit jiwa.