Abdi Hassan Hussein, mantan Direktur Dinas Intelijen Puntland (PIA) yang didukung Amerika mengatakan sewaktu didirikan Oktober tahun lalu, faksi Somalia yang pro-ISIS itu beranggotakan sekitar 20-30 orang, tetapi sejak itu telah mendirikan kamp-kamp pelatihan dan merekrut lebih banyak lagi anggota. “Mereka telah membentuk unit-unit pertama dan mereka telah menerima pasokan militer,” ujarnya.
Hussein memimpin PIA hingga setahun silam sebelum ia diganti. Tugas utamanya adalah mendeteksi ancaman militan dan merencanakan operasi-operasi kontrateror.
Ia mengatakan ISIS menyambut baik cabangnya di Somalia dan telah mulai mengirim pasokan melalui faksi afiliasi mereka di Yaman.
“Mereka menerima pasokan militer dari Yaman. Senjata, seragam, ISIS mengirim pelatih yang menginspeksi markas-markas mereka, dan mereka telah mulai mengirim bantuan finansial,” lanjutnya. “Pengiriman senjata itu dilakukan lewat laut dari kota Mukallah di Hadramouth. Senjata itu telah tiba dari pesisir Laut Merah di Somalia pada Februari dan Maret tahun ini.”
Hussein mengemukakan sebuah video yang dimuat kelompok itu yang menurutnya memperlihatkan bahwa kelompok itu menerima seragam baru. Ia juga mengatakan ada bukti bahwa kelompok tersebut telah menerima bantuan finansial dari ISIS.
“Bukti bantuan finansial dapat dilihat di kawasan. Mereka memberi pasokan, kendaraan, ternak, mereka membaur di tengah masyarakat dengan mengirim pasokan air ke komunitas sekitar yang dilanda kekeringan,” ujarnya.
Hussein mengatakan berbagai laporan yang telah ia terima mengindikasikan bahwa pemerintah Somalia telah meremehkan ancaman kelompok pro-ISIS yang dipimpin mantan ulama al-Shabab Abdulkadir Mumin. Ia mengritik pemerintah Somalia dan pemerintah-pemerintah daerah karena tidak menganggap ancaman itu serius. Ia mengatakan ISIS akan menjadi tantangan yang lebih berat dibandingkan dengan al-Shabab.
“ISIS lebih berbahaya daripada al-Shabab. Mereka diketahui melancarkan pengrusakan berskala besar. Mereka punya lebih banyak dana. Dampaknya lebih besar. Mereka menyatakan akan mulai menyerang di dalam kawasan Somalia, dan mereka menyiapkan unit-unit untuk melancarkan berbagai serangan,” sebut Hussein.
Ia mengatakan, faksi itu kini memiliki markas di Pegunungan Al Bari di Puntland, di mana ISIS memberi pelatihan dan mengibarkan bendera yang digunakan militan ISIS. Ia menambahkan, markas tersebut juga menyediakan logistik, dan telah mengukuhkan hubungan dengan Yaman. [uh/ab]