Peluang untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsu selama lebih dari satu tahun antara Israel dan Hamas di Gaza dan pembebasan sekitar 100 sandera yang ditawan oleh kelompok militan tersebut kini “lebih mungkin” karena gencatan senjata minggu lalu yang dicapai oleh Israel dengan Hizbullah di Lebanon, kata seorang pejabat tinggi keamanan nasional AS pada hari Minggu (1/12).
Amerika Serikat dan negosiator lain “mungkin memiliki kesempatan” untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama 14 bulan di Gaza, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam acara “State of the Union” di jaringan televisi CNN, tetapi dia menolak untuk membuat prediksi, “karena kami sudah hampir berhasil sebelumnya.”
Presiden Israel Isaac Herzog, yang sebagian besar mengembangkan tugas seremonial, mengatakan pada hari Minggu, “Ada negosiasi yang berlangsung di balik layar, dan itu bisa dilakukan.”
Sullivan mengatakan dalam acara “Meet the Press” di jaringan televisi NBC, “Kami terlibat erat dengan para pemain kunci di kawasan itu, dan ada aktivitas bahkan hingga hari ini. Akan ada percakapan dan konsultasi lebih lanjut, dan harapan kami adalah kami dapat menghasilkan gencatan senjata dan kesepakatan tentang sandera, tetapi kami belum sampai di sana.”
Sullivan berbicara sehari setelah Hamas merilis rekaman video salah satu sandera, warga negara Israel-Amerika Edan Alexander. Berbicara di bawah tekanan, Alexander menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, dengan mengatakan, “Perdana menteri seharusnya melindungi prajurit dan warga negaranya, dan Anda meninggalkan kami.”
Sullivan mengatakan video itu adalah “pengingat kejam akan kebrutalan Hamas dan fakta bahwa mereka menyandera begitu banyak orang dari begitu banyak negara.”
Hamas memicu perang dengan Israel, membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya dalam serangan yang berlangsung 14 bulan lalu. Israel mengatakan bahwa sekitar sepertiga dari sekitar 100 sandera yang tersisa diyakini telah tewas.
Dalam serangan balasannya, Israel telah menewaskan lebih dari 44.000 warga Palestina, lebih dari setengahnya adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang tewas adalah kombatan. Israel, tanpa memberikan bukti, mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 militan.
Sullivan menyebut gencatan senjata Israel-Hizbullah, yang sebagian besar telah berlangsung stabil, sebagai “langkah maju yang besar di Timur Tengah ... kesempatan bagi orang-orang untuk akhirnya dapat kembali ke rumah mereka di Israel dan di Lebanon.”
Ia mengatakan Amerika Serikat, Prancis, dan sekutu-sekutu lainnya “akan bekerja sama dengan Angkatan Bersenjata Lebanon melalui sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa gencatan senjata dilaksanakan secara efektif.” [lt/ka]
Forum