Abdelhamid Abaaoud, warga negara Belgia keturunan Maroko, adalah salah satu dari orang-orang yang berada di dalam apartemen yang diserbu polisi dalam penggerebekan selama tujuh jam di Saint-Denis.
Sementara itu, anggota parlemen Perancis, Kamis (19/11) memutuskan untuk memperpanjang keadaan darurat selama tiga bulan setelah serangan Jumat lalu.
Majelis Nasional Perancis menyetujui tindakan itu, dan Senat negara itu diduga akan melakukan pemungutan suara pada hari Jumat.
Menjelang pemungutan suara itu, Perdana Menteri Manuel Valls berpidato di hadapan anggota parlemen dan memperingatkan bahaya yang mereka hadapi, termasuk kemungkinan ancaman senjata kimia atau biologi.
Presiden Francois Hollande mengatakan Rabu (18/11) perluasan itu mencakup ketentuan yang memungkinkan pihak berwenang menutup "setiap asosiasi atau perkumpulan," termasuk kelompok masjid dan masyarakat, di mana orang-orang "memuja terorisme" atau mendorong orang untuk melakukan tindakan teror. RUU itu telah menuai kritik dari aktivis hak asasi.
Pejabat kepolisian mengatakan Kamis (19/11) bahwa selama keadaan darurat berlaku, polisi yang sedang tidak bertugas diizinkan membawa senjata mereka demi melindungi warga sipil.
Kepala badan koordinasi polisi Uni Eropa, Rob Wainwright, juga menyoroti skala serangan di Paris dalam komentar hari Kamis, mengatakan serangan itu menandai eskalasi terorisme yang serius di Eropa dan merupakan pernyataan jelas tentang niat militan ISIS membawa kebiadabannya ke benua itu. [as]
