Setidaknya 14 negara bagian Venezuela dan ibu kota Caracas menjadi gelap lagi pada Senin (22/7), menimbulkan ketakutan akan pemadaman yang menjerumuskan negara ke dalam kekacauan beberapa bulan lalu.
Kegiatan di ibu kota Caracas terhenti ketika listrik padam dan menghentikan lampu lalu-lintas dan kereta bawah tanah dalam jam sibuk.
Perusahaan listrik milik negara CORPOELEC hanya melaporkan gangguan yang mempengaruhi sektor-sektor di Caracas. Namun laporan media sosial mengatakan, listrik di sebagian besar negara itu padam.
Pemadaman luas melanda negara itu pada Maret lalu, menyebabkan sebagian besar ibu kota tanpa listrik dan air selama hampir seminggu.
Tanpa memberi bukti, Presiden sosialis Nicolas Maduro menyalahkan padamnya listrik terjadi akibat "serangan elektromagnetik" yang dikoordinasikan oleh Amerika Serikat.
Tetapi lawan-lawan politiknya mengatakan, pemadaman itu sebagai akibat tidak dipeliharanya jaringan listrik selama bertahun-tahun di negara yang kaya minyak itu, seperti halnya prasarana lainnya yang berantakan.
"Pemerintah berusaha menyembunyikan tragedi itu dengan menjatah pasokan (listrik) di seluruh negeri, tetapi kegagalan itu bukti jelas bahwa mereka telah menghancurkan sistem dan mereka tidak punya jawaban," kata pemimpin oposisi Juan Guaido di Twitter.
Guaido, yang diakui AS dan lebih dari 50 negara lainnya sebagai pemimpin sah Venezuela, menegaskan kembali seruan sebelumnya untuk mengadakan protes di seluruh negeri pada Selasa (23/7). [ps/pp]