Betty Goedhart telah mengagumi pemain trapeze sejak kecil dan orangtuanya membawanya ke sebuah pertunjukkan sirkus.
Goedhart adalah seorang atlet. Dia bermain seluncur es sejak usia delapan tahun dan menjadi pemain profesional selama puluhan tahun. Setelah suaminya meninggal, dia mencoba bermain trapeze untuk menghibur diri.
"Ini membuat otak saya berpikir tentang apa yang sedang saya lakukan daripada saya sedang berada dimana. Saya sedih karena kehilangan seseorang. Tapi saya melakukan sesuatu yang menyenangkan, sulit, dan keluar dari zona nyaman, tapi membuat saya bisa tidur di malam hari dengan tenang, tanpa merasa sedih," kata Betty Goedhart.
Sembilan tahun lalu, kawan-kawan Goedhart memberinya hadiah ulang tahun berupa kupon untuk kursus trapeze gratis.
"Saya takut! Semua orang takut... Wajar saja, karena ini keluar dari zona nyaman... Tapi rasanya menyenangkan!" katanya.
Instruktur Dave Ayers yang mengajarinya ketika itu mengaku khawatir Goedhart akan jatuh.
"Ini olahraga yang aman, tapi perempuan lansia bisa jatuh, panggulnya patah dan cedera. Jadi pada awalnya fokusnya adalah memastikan agar dia tidak cedera," kata Dave Ayers.
Berkat pengalamannya dalam bidang olahraga, disiplin dan kesabaran, Goedhart mampu menguasai trapeze. Delapan tahun setelah pertama kali mencoba aktivitas ini, dia masuk dalam Rekor Dunia Guinness 2019 sebagai pemain trapeze perempuan tertua.
"Saya harap orang-orang melihat saya dan menganggap bahwa saya tidak berbeda dari orang lain. Saya diberkati dengan kesehatan yang baik. Apabila saya bisa melakukannya, maka orang lain juga bisa melakukannya," kata Betty Goedhart.
Goedhart mengatakan bahwa siapapun yang ingin meraih sesuatu dalam hidupnya, harus yakin dan latihan tanpa henti. Apalagi, katanya, seorang pemenang adalah seorang yang pernah gagal dan berusaha sekali lagi. [vm/ym]