Ketidakhadiran salah seorang pembantu senior Kim Jong Un pada acara pemakaman kenegaraan minggu ini di Korea Utara telah memicu spekulasi lain mengenai pembersihan tingkat tinggi dalam rezim otoriter terisolasi itu.
Choe Ryong Hae, sekretaris Partai Buruh tidak termasuk dalam daftar sekitar 170 pejabat yang menghadiri pemakaman Ri Ul Sol, seorang perwira tinggi Tentara Rakyat Korea berusia 94 tahun, yang berjuang bersama pendiri Korea Utara Kim Il Sung melawan Jepang pada Perang Dunia II.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Korea Selatan Jeong Joon-hee Senin mengatakan, "mengingat sejarah Korea Utara, aneh, bahwa pejabat tinggi seperti Choe tidak masuk dalam daftar pemakaman kenegaraan itu tanpa penjelasan."
Choe dianggap sebagai salah satu utusan yang paling dipercayai Kim Jong-Un. Pada tahun 2013 Kim Jong Un mengirimnya ke Beijing untuk menyampaikan pesan pribadi kepada Presiden China Xi Jinping. Dan pada bulan September tahun ini Choe mewakili Korea Utara pada parade ulang tahun kemenangan Perang Dunia II di China.
Kim Yong-hyun, seorang guru besar studi Korea Utara di Universitas Dongguk berpendapat bahwa terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah Choe telah dipecat dari jabatannya hanya karena namanya tidak tercantum dalam daftar undangan dan Choe tidak menyampaikan belasungkawa secara pribadi pada acara pemakaman Marsekal Ri itu.
Jika seorang pejabat tinggi disingkirkan, fotonya biasanya dihilangkan dari film-film dokumenter dan berita resmi yang ditayangkan televisi negara. Tapi Profesor Kim mengatakan Choe masih terlihat di TV minggu lalu.
Profesor Kim menambahkan, “Dia berulang kali muncul dalam film dokumenter Korea Utara dari tanggal 4 sampai 8 November. Jadi, kita perlu berhati-hati menilai apakah ia telah dipecat atau tidak."
Sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya Kim Jong Il pada akhir 2011, ia dilaporkan telah menyingkirkan sejumlah pejabat tinggi.
Pada tahun 2013 Jang Song Thaek, suami bibi Kim Jong Un, dieksekusi atas tuduhan merencanakan kudeta militer, meskipun analis mengatakan bahwa pelanggaran pamannya itu sebenarnya adalah melangkahi perannya sebagai mentor bagi pemimpin muda Korea Utara itu dan dipandang sebagai sumber saingan kekuasaan.
Sebelumnya tahun ini, Menteri Angkatan Bersenjata Korea Utara Hyon Yong Chol dilaporkan telah dieksekusi di Pyongyang karena membuat komentar yang tidak menunjukkan loyalitas dan meremehkan Kim Jong Un serta tertidur ketika berlangsung upacara militer.
Menurut Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, sejak 2011 sekitar 70 pejabat Korea Utara telah dieksekusi. Juga dilaporkan 20 sampai 30 persen pejabat senior partai dan lebih dari 40 persen perwira senior militer telah dibersihkan atau diganti.
Spekulasi di kalangan analis terbagi mengenai apakah tingginya jumlah pembersihan dan eksekusi itu merupakan tanda ketidakstabilan dalam rezim tertutup itu atau apakah itu menunjukkan bahwa Kim Jong Un memperketat cengkramannya. [lt]