Pemantau pemilihan di Mesir mengatakan kecurangan yang meluas mencemari pemilihan perlemen negara itu. Pemilihan tersebut diperkirakan akan menghasilkan kemenangan besar untuk partai Presiden Hosni Mobarak.
Koalisi Pengamatan Pemilihan yang independen, mengatakan Senin, bahwa pelanggaran dalam pemungutan suara termasuk pemalsuan, menimbulkan pertanyaan serius tentang keabsahan dari parlemen baru itu.
Pemerintah berjanji akan melakukan penyelidikan. Namun, the Associated Press mengutip Perdana Menteri Ahmed Nazif menjelaskan bahwa proses pemilihan kali ini merupakan “yang terbaik dalam sejarah pemilihan di Mesir.”
Warga Mesir memberikan suara pada Minggu dalam pemilihan parlemen putaran kedua. Kelompok oposisi utama Mesir, Ikhwanul Muslimin dan partai liberal Wafd, memboikot pemilihan kali ini guna memprotes tuduhan kecurangan dalam putaran pertama minggu lalu.
Partai Demokratik Nasional yang dipimpin Mubarak telah meraup 209 kursi parlemen dalam putaran pemilihan yang pertama. Sebanyak 283 kursi lagi akan diperebutkan dalam putaran kedua.