Pemilu cepat di Serbia dirusak oleh kehadiran Presiden Aleksandar Vucic dalam kampanye, “kondisi yang tidak adil” yang dihadirkan oleh Partai Progresif Serbia (SNS) yang berkuasa, bias media dan jual beli suara, misi pemantauan internasional menyatakan itu pada Senin, 18 Desember.
Presiden petahana Vucic, aktif berkampanye untuk partai SNS meskipun ia tidak ada dalam daftar pemilihan.
Para pengamat juga mengatakan mereka telah mencatat adanya penyalahgunaan sumber daya publik, kurangnya pemisahan antara fungsi resmi dan kegiatan kampanye, serta intimidasi dan tekanan terhadap pemilih, termasuk kasus-kasus jual beli suara.
Aliansi oposisi SPN pada Minggu malam, 17 Desember, mengeluhkan apa yang mereka gambarkan sebagai pelanggaran besar prosedur pemilu, termasuk migrasi pemilih, penyuapan dan kecurangan hasil pemilu, serta menuntut pengulangan pemungutan suara lokal untuk parlemen kota Beograd.
Partai SNS yang populis memenangkan 46,72 suara, menurut hasil awal komisi pemilihan negara bagian, berdasarkan penghitungan dari 96 persen TPS.
Misi pemantau pemilu internasional ke Serbia berjumlah 361 pemantau dari 45 negara, termasuk 254 ahli dari Kantor OSCE untuk Lembaga Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (ODIHR) yang berbasis di Warsawa.
Para pengamat juga mendesak pihak berwenang Serbia untuk mengatasi semua kekurangan tersebut. [ns/jm]
Forum