Para pembantu utama Presiden Amerika Donald Trump hari Minggu (25/8) berupaya untuk tidak membesar-besarkan polemik baru tentang wacana perusahaan-perusahaan Amerika dipaksa keluar dari China dalam waktu dekat, sementara Dekrit Presiden Trump yang memerintahkan bisnis Amerika agar mulai mencari alternatif itu ditanggapi dengan skeptis oleh kalangan luas.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow berbicara dari Perancis, lokasi KTT G7 di mana Trump berpartisipasi, guna meredakan ketegangan dalam komunitas bisnis akibat cuitan Trump hari Jumat (23/8).
Trump mengatakan ia "saat ini tidak ada rencana" membuat perusahaan-perusahaan Amerika mematuhi, dan pembantunya dengan cepat memperkuat pesan itu.
Menurut Mnuchin, perintah itu dari Undang-Undang Kekuatan Darurat Ekonomi Internasional, yang agak tidak jelas, itu adalah undang-undang federal yang disahkan pada tahun 1977.
Undang-undang itu memberi kewenangan kepada presiden untuk mengatur perdagangan internasional dalam menghadapi "ancaman luar biasa" dari luar negeri terhadap kebijakan luar negeri, keamanan nasional, atau ekonomi Amerika.
Tetapi undang-undang itu tidak pernah digunakan dalam mengatasi sengketa perdagangan.
Sementara itu, Donald Trump hari Minggu (25/8) meningkatkan sikap kerasnya terhadap China setelah menabur kebingungan dengan pernyataan bahwa ia mungkin bersedia melunakkan perang dagang, yang dikhawatirkan mitra-mitra G7, mengancam ekonomi dunia.
Pada KTT G7 di Biarritz, Perancis, Trump mengumumkan kesepakatan besar perdagangan dengan Jepang dan menjanjikan hal yang sama dengan Inggris, begitu Brexit tuntas.
Tetapi hal-hal positif tersebut dibayangi reaksi beragam atas pernyataannya yang menyesalkan eskalasi terbaru perselisihan Amerika-China.
Hanya beberapa jam kemudian, juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham merilis pernyataan yang menegaskan bahwa maksud Trump justru sebaliknya.(ka/jm)