Para pengacara HAM di Hong Kong itu menyerukan pembebasan rekan-rekan mereka yang ditahan oleh pemerintah China lebih dari setahun yang lalu.
Yang disebut dengan nama “Penindakan 709” tanggal 9 Juli tahun 2015 itu adalah penangkapan besar-besaran pengacara dan aktivis hak azasi oleh Beijing, dimana ratusan orang ditangkap, puluhan ditahan, demikian menurut para praktisi hukum Barat yang memuat keprihatinan yang sehubungan dalam suratkabar London, Guardian.
Albert Ho, ketua kelompok pengacara hak azasi China yang prihatin dan berbasis di Hong Kong, menyusun keluhan mengenai kasus-kasus tersebut akibat penangkapan tahun lalu – dan keadaan hukum China pada umumnya – sebelum dokumen itu ditandatangani bersama oleh 20 asosiasi pengacara, 10 pakar hukum terkemuka, dan lebih dari 30 pengacara, banyak dari mereka juga berbasis di Hong Kong.
Dengan didampingi oleh para pendukung, Ho mengirim surat itu kepada Presiden Xi dari kantor pos umum Hong Kong hari Jumat.
Hari Kamis, Cheng Hai, seorang pengacara hak azasi yang terkenal di Beijing, mengedarkan usul yang menghendaki para rekan-rekannya pengacara agar melawan siasat penindasan yang sama oleh pemerintah.
Ketika berbicara kepada siaran Bahasa Mandarin VOA hari Jumat, Cheng mengatakan ke-23 praktisi hukum dan pembela hak azasi manusia masih ditahan di Beijing – 9 dari mereka pengacara hak azasi – telah dengan sistematis ditolak bertemu dengan para pembela yang diangkat oleh keluarga.
Para pengacara ini, Cheng menjelaskan, biasanya dibebaskan dari kasus tersebut oleh pengadilan Beijing, atau kadang-kadang dialihtugaskan ke kasus lain sebelum bertemu dengan klien mereka dalam tahanan. [gp]