Dugaan serangan yang dilakukan pemberontak Houthi Yaman menarget sebuah kapal di Teluk Aden, Selasa (9/7). Ini serangan terbaru yang dituding dilakukan kelompok itu di jalur perdagangan maritim yang penting.
Kapten kapal melaporkan ledakan di dekat kapalnya di lepas pantai Nishtun, Yaman, dekat perbatasan negara itu dengan Oman, kata pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) milik militer Inggris. Kapal itu, yang nama dan benderanya tidak dirilis, serta seluruh awaknya selamat, kata UKMTO dalam peringatan kepada pelaut.
Ledakan itu terjadi di daerah terjauh dari jalur air yang sebelumnya menjadi sasaran pemberontak, kata pusat tersebut. Penyebab ledakan tidak disebut, namun kelompok Houthi diketahui menggunakan drone dan rudal serta kapal drone pembawa bom.
Kelompok Houthi belum berkomentar. Perlu berjam-jam atau bahkan berhari-hari sebelum mereka mengakui telah melakukan serangan. Serangan Houthi terakhir yang dilaporkan di wilayah tersebut terjadi pada 28 Juni.
Pemberontak telah menarget lebih dari 60 kapal dengan menembakkan rudal dan drone dalam kampanye mereka yang telah menewaskan empat pelaut. Mereka menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November. Serangan udara yang dipimpin AS telah menarget kelompok Houthi sejak Januari, dengan rangkaian serangan pada 30 Mei, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya, kata pemberontak.
Kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan mereka menarget kapal-kapal yang terkait Israel, AS atau Inggris sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap kelompok militan Hamas dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang memiliki sedikit atau tidak ada hubungan dengan perang Israel-Hamas – termasuk beberapa kapal yang menuju Iran.
Pada 28 Juni, lima rudal mendarat di dekat sebuah kapal tanker berbendera Liberia, Delinox, ketika kapal itu berlayar di lepas pantai kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai pemberontak, menurut Pusat Informasi Maritim Gabungan. Keesokan harinya, juru bicara militer Houthi Brigjen. Jenderal Yahya Saree mengatakan kelompok itu bertanggung jawab atas dua serangan terhadap kapal di Laut Merah, namun belum jelas kapal mana yang dilaporkan oleh pusat informasi itu.
Pada 27 Juni, sebuah kapal curah berbendera Malta, Seajoy, yang berlayar melalui Laut Merah melaporkan terkena serangan yang dilakukan Houthi, yang kemudian mengatakan bahwa mereka menggunakan kapal drone.
Sementara itu pada Selasa, kantor Komisaris Tinggi HAM PBB (UNHRA) menyatakan prihatin atas 13 staf PBB dan pekerja bantuan lain yang masih ditahan Houthi dan menyerukan pembebasan mereka segera. Dari 13 staf itu, kata PBB, enam bekerja untuk UNHRA. [ka/ab]
Terkait
Paling Populer
1
Forum